Ummi Siti Soroti Pengangguran dan Rendahnya Minat Baca di Jabar

Kamis, 05 Desember 2019 - 11:28 WIB
Ummi Siti Soroti Pengangguran dan Rendahnya Minat Baca di Jabar
Anggota Komisi V DPRD Jabar memberikan pemaparan dalam agenda Reses yang dihadiri ratusan milenial. Foto/Humas Fraksi PKS
A A A
BANDUNG - Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKS Siti Muntamah menyoroti persoalan tentang masih tingginya angka pengangguran dan rendahnya minat baca masyarakat Jabar.

Kedua persoalan yang menjadi sorotan itu mengemuka dalam agenda Reses I Tahun Sidang 2019-2020 yang digelar di Chawa Café Jalan Soekarno-Hatta, Cipadung Wetan, Panyileukan, Kota Bandung, Rabu 4 Desember 2019.

Agenda reses yang dihadiri sekitar 175 anak muda dari 22 komunitas tersebut merupakan agenda reses titik kedua, setelah sebelumnya menggelar reses bersama Paguyuban Guru Ngaji.

Dalam kesempatan itu, Siti menekankan, pertemuan dengan para milenial ini menjadi upayanya untuk menyerap aspirasi yang diinginkan dan diperjuangkan oleh milenial yang kemudian akan dikapitaliskan kepada kanal-kanal yang benar.

Terlebih, sebagai wakil rakyat, dirinya tentu ingin mengutamakan kepentingan rakyat, di antaranya menyelamatkan karakter bangsa, termasuk di dalamnya karakter para pemuda. Apalagi, indeks pemuda di Jabar saat ini masih berada di peringkat 30 dari 34 provinsi di Indonesia.

"Tentu kita harus bebenah, bukan hanya eksekutif tetapi juga melalui legislatif," ujar Siti dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (5/12/2019).

Perempuan yang akrab disapa Ummi Siti itu memaparkan tentang tingginya angka pengangguran di Jabar yang kini mencapai 20 persen dari populasi penduduk Jabar. Menurut dia, persoalan tersebut disebabkan kompetensi pemuda di Jabar yang belum mampu bersaing dengan provinsi lainnya di Indonesia.

Ummi Siti menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi pada dinas-dinas yang terkait dengan ketenagakerjaan, kemampuan mental para pemuda di Jabar belum sesuai dengan standar kemampuan mental pada umumnya, sehingga belum mampu mengimbangi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan.

"Oleh karena itu, mengadakan program khusus untuk meningkatkan kondisi mental kepemudaan menjadi hal yang perlu dilakukan oleh komunitas-komunitas yang banyak bergerak di bidang kepemudaan," katanya.

Ummi Siti juga mengatakan, kegiatan kepemudaan kini menjadi penting dalam menyambut bonus demografis di Indonesia pada tahun 2030-2045 yang merupakan fase jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan memenuhi porsi terbesar dari total jumlah penduduk Indonesia.

"Artinya, membina generasi muda sekarang adalah bekal untuk Indonesia. Maka dari itu, kita akan memperjuangan pos anggaran kegiatan kepemudaan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pemuda di Jawa Barat," tuturnya.

Aldian, aktivis dari komunitas VOAKSI, sebuah komunitas non-profit yang bergerak di bidang pendidikan vokasi menyebutkan bahwa pengangguran terbesar di Indonesia salah satunya disebabkan oleh lulusan SMK ataupun D3 Vokasi.

"Kami yang lulusan SMK dibebani stigma bahwa lulusan SMK fokusnya bekerja, bukan untuk berkuliah. Padahal kami memiliki kompetensi yang sama dengan siswa lulusan SMA," ungkapnya.

"Kami ingin pemerintah merangkul kita semua agar eleboratif untuk menciptakan solusi karena kita juga memiliki peluang yang sama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik lagi," harap Aldian.

Upaya Literasi Dorong Minat Baca
Dalam agenda reses tersebut, aktivis Jurnalistik Pramuka UIN Sunan Gunung Djati, Arif Ma’ruf mengeluhkan pemahaman literasi pemuda Indonesia yang menurutnya kini masih menjadi yang terendah, yakni di posisi 60 dari 62 negara.

Dia mempertanyakan soal banyaknya kegiatan literasi yang digelar mahasiswa maupun pemerintah yang dinilainya belum memberikan pengaruh terhadap indeks literasi di Indonesia.

"Saya banyak berkecimpung di dunia jurnalistik, saya melihat dan memahami literasi yang ada. Banyak kegiatan literasi yang diselenggarakan mahasiswa maupun pemerintah, akan tetapi mengapa itu tidak memberikan pengaruh kepada indeks literasi di Indonesia," katanya.

Pertanyaan itu pun langsung ditanggapi Ummi Siti. Menurut dia, peningkatan minat baca tentu harus diupayakan dengan upaya literasi, yakni mengkases ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya lewat membaca buku. Apalagi, saat ini sudah ada e-book yang lebih mudah diakses.

"Berapa banyak buku yang sudah kamu baca? Apakah sudah lebih dari 1.000 judul?” tanya umi Siti menanggapi pertanyaan tersebut.

Oleh karenanya, Ummi Siti mendorong masyarakat terus meningkatkan upaya literasi lewat membaca buku. Apalagi, program Ayo Membaca yang sejak dulu sudah digalakan di tengah masyarakat belum disambut baik oleh masyarakat.

"Hal ini tentu harus menjadi bahan evaluasi kita bersama, pihak pemerintah dan juga masyarakatnya, terlebih untuk para pemuda yang merupakan agent of change," katanya.

Selain dihadiri oleh 22 komunitas pemuda Kota Bandung, kegiatan reses ini juga dihadiri oleh Camat Panyileukan Hamdani dan Anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKS Andri Rusamana.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5069 seconds (0.1#10.140)