Survei: Orang Indonesia Lebih Banyak Konsumsi Camilan dibanding Makanan Berat

Selasa, 03 Desember 2019 - 22:25 WIB
Survei: Orang Indonesia Lebih Banyak Konsumsi Camilan dibanding Makanan Berat
Dari kiri: President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad, Windy Iwandy (@Foodirectory), dan sosiolog Erna Ermawati Chotim saat pemaparan hasil survei State of Snacking di Jakarta. Foto/Mondelez Indonesia
A A A
JAKARTA - Orang Indonesia ternyata lebih banyak mengonsumsi camilan alias ngemil dibanding menyantap makanan berat. Hal itu merupakan salah satu temuan dari survei "State of Snacking" yang dipublikasikan hari ini.

Survei ini dilakukan secara online oleh The Harris Poll untuk Mondelez International. Survei dilakukan 16-27 September 2019 terhadap 6.068 partisipan berusia 18 tahun ke atas. Studi ini menjangkau 12 negara termasuk Indonesia.

"Survei ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan, baik fungsional maupun emosional, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang sangat lekat dengan camilan," jelas President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Dalam survei ini, ada sejumlah temuan yang menarik tentang kebiasaan dan tren ngemil masyarakat Indonesia.

Pertama, masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi camilan daripada makanan berat. Lebih tinggi dari rata-rata global, orang Indonesia mengonsumsi camilan lebih sering daripada makanan berat, yakni hampir 3x sehari, dibanding 2,5x makanan berat sehari.

75% responden mengatakan bahwa makanan ringan yang gampang dikonsumsi di sela-sela aktivitas mereka lebih cocok dengan gaya hidup saat ini.

77% (18% lebih tinggi dari rata-rata global) lebih memilih mengonsumsi makanan ringan lebih sering di sepanjang hari daripada sesekali mengonsumsi makanan berat. Bahkan, 53% mengatakan bahwa mereka tidak memiliki waktu lagi untuk makan makanan berat.

Temuan kedua, cenderung mengonsumsi camilan di pagi hari. Survei menemukan bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi camilan di pagi hari, lebih pagi di antara negara-negara lainnya, yakni di antara makan pagi dan makan siang.

Terkait temuan ini, sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Erna Ermawati Chotim mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena orang Indonesia rata-rata menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja masing-masing, sehingga memerlukan waktu lebih pagi untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat. Sehingga, mereka memerlukan camilan untuk pengisi energi setelah makan pagi dan sebelum makan siang.

Temuan ketiga, camilan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan mental. Ternyata masyarakat Indonesia memerlukan 'ngemil' untuk kebutuhan mental dan emosional, dibandingan sekadar mengenyangkan perut. 93% mengatakan bahwa 'ngemil' dilakukan untuk meningkatkan suasana hati, 91% untuk menemukan momen tenang atau me-time dengan diri sendiri dan memberikan rasa nyaman, sementara 'hanya' 84% responden yang mengatakan 'ngemil' diperlukan untuk memberikan asupan untuk tubuh.

Temuan keempat, ngemil untuk meningkatkan kebersamaan. Yang menarik, 23% lebih tinggi dari rata-rata global, 86% responden mengatakan bahwa mereka mempergunakan momen 'ngemil' untuk menciptakan kebersamaan dengan orang lain. Tak hanya itu, masyarakat Indonesia melihat camilan sebagai sebuah medium untuk terhubung dengan dirinya sendiri dan juga budayanya. Sekitar 59% responden atau 27% lebih tinggi dari rata-rata global, mengatakan bahwa mereka memiliki tradisi 'ngemil' setiap harinya. Ternyata 68% dari responden Indonesia percaya bahwa kebiasaan mengemil dapat mempertahankan tradisi keluarga.

Terkait fenomena ini, Erna menjelaskan, masyarakat Indonesia sedari dulu menggunakan makanan atau camilan sebagai pencair suasana dalam momen kebersamaan. "Apalagi, orang Indonesia memang merupakan masyarakat kolektif yang senang bersosialisasi. Jadi sangat relevan bahwa menikmati camilan menjadi momen untuk menjadi lebih terhubung dengan lingkungan sosialnya," ujarnya.

Terkait tren camilan di masa depan, terungkap bahwa masyarakat ingin camilan yang nikmat dan juga bernutrisi. Sebanyak 2/3 responden survei menyatakan bahwa mereka menginginkan camilan yang lebih bernutrisi di masa mendatang. Tiga harapan utama dari orang Indonesia akan camilan di masa mendatang adalah camilan yang kaya vitamin (60%), rendah gula (57%), dan segar (56%).

"Dengan memahami kebiasaan dan tren mengemil orang Indonesia, Mondelez Indonesia akan terus berinovasi dengan produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, agar dapat menyediakan camilan yang tepat, untuk momen yang tepat pula, sesuai dengan tujuan perusahaan, yakni Snacking Made Right," jelas Sachin Prasad.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3086 seconds (0.1#10.140)