Pariwisata Lokomotif Pembangunan di Provinsi Jawa Barat

Selasa, 03 Desember 2019 - 21:46 WIB
Pariwisata Lokomotif Pembangunan di Provinsi Jawa Barat
Tangkuban Parahu, salah satu destinasi unggulan Jawa Barat. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
BANDUNG - Salah satu atensi Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum tertuju kepada peningkatan kepariwisataan yang merupakan bagian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023.

Mulai 2019, Pemda Provinsi Jabar giat membangun infrastruktur baru untuk mendukung kepariwisataan. Seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangandaran, KEK Cikidang, pembangunan enam destinasi pariwisata tipe 1, antara lain Curug Malela, Curug Cinulang, Amphitheater Ciletuh, Kebun Raya Kuningan, Galunggung dan Panyaweuyan, serta tujuh destinasi tipe 2 Waduk Darma dan Breakwater Pangandaran.

Selain itu, Pemda Provinsi Jabar juga akan membangun pusat budaya di Kabupaten Subang dan Sumedang pada 2019. Kemudian, Pemda Provinsi Jabar pun bakal membangun 6 creative center di Kota Bogor, Cirebon, Bekasi, Kabupaten Subang, Sumedang, dan Purwakarta. Plus penataan Alun-alun Kota Cirebon, Majalengka, Indramayu, Bandung, dan Bogor.

Jika melihat perkembangan kepariwisataan secara global, langkah Pemda Provinsi Jabar sangat tepat. Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), kunjungan wisatawan internasional tumbuh 6 persen pada 2018. Perputaran uang di sektor pariwisata pun mencapai USD1.332 miliar pada 2017.

Demikian juga di Indonesia. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI melaporkan, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar bagi ekonomi Indonesia pada 2020. Sekitar 5,25 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional berasal dari sektor pariwisata.

Ekonom dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr Ferry Hadiyanto mengatakan, kepariwisataan sudah terbukti berdampak positif bagi pembangunan suatu daerah karena multiplier effect yang diciptakan.

Ada dua pengaruh yang ditimbulkan dari sektor pariwisata, langsung dan tidak langsung. “Pengaruh langsung muncul dari pengeluaran wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke suatu destinasi wisata. Pengaruh tidak langsung, muncul dari berbagai jasa dan kebutuhan dari bisnis pariwisata, seperti transportasi, kuliner, dan seterusnya,” kata Ferry.

Pariwisata, ujar dia, adalah sektor yang melibatkan semua stakeholder. Bagaimana sumber daya digunakan, produk diciptakan, pelanggan dipuaskan, dan investasi untuk meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan masyarakat.

"Sehingga akan menimbulkan multiplier effect. Maka, pembangunan infrastruktur baru seperti destinasi, pusat budaya, creative center, dan lainnya di Jabar adalah langkah yang tepat,” ujar dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS), perekonomian Provinsi Jabar mengalami pertumbuhan dari triwulan I sebesar 5,43 persen ke triwulan II 5,68 persen. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan penyediaan akomodasi dan makan minum terhadap PDRB Jabar. Yang jika dirata-ratakan, menurut data BPS Jabar 2019, mencapai 9,5 persen.

Menurut Ferry, data tersebut ditunjang oleh penyelenggaraan event pariwisata. Dalam industri pariwisata, kata dia, event memiliki daya tarik yang tinggi. Dia pun mencontohkan penyelenggaran West Java Festival (WJF) 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar.

“Menurut data Disparbud Jabar, penyelenggaraan event selama tiga hari tersebut menyedot jumlah pengunjung hingga 79 ribu. Jika setiap orang rata-rata mengeluarkan uang sebesar Rp 200ribu, maka perputaran uang atau spending money-nya bisa mencapai Rp 15milar,” tutur Ferry.

Karena itu, penyelenggaraan event-event besar di Gedung Sate dapat mendongkrak kepariwisataan Jabar. Sebab, dalam kurun satu bulan, Gedung Sate bisa menggelar 2-3 event bertaraf nasional maupun internasional. Berangkat dari situ, renovasi halaman dan taman Gedung Sate –yang merupakan area publik, sudah semestinya dilakukan.

Ambil contoh pembangunan Museum Gedung Sate. Sejak diresmikan, jumlah kunjungannya sudah mencapai 200 ribu orang. Dengan kembali berbenah, jumlah kunjungan Gedung Sate dan event yang digelar terus mengalami peningkatan.

Selain event, Pemerintah Provinsi Jawa Barat fokus dalam meningkatkan kualitas destinasi wisata, ekonomi kreatif, dan promosi berbasis digital dan industri pariwisata. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur menuju destinasi pariwisata ke daerah-daerah di Jawa Barat terus dilakukan.

Salah satunya di Kabupaten Majalengka yang mendapatkan bantuan pembangunan akses jalan ke destinasi Panyaweuyan dan Desa wisata Bantaragung serta pembangunan alun-alun.

“Kami di daerah berterima kasih atas perhatian Provinsi Jawa Barat, ini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dengan program-program yang saling mendukung’’ kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka Gatot Sulaeman.

Gatot mengemukakan, bantuan yang diterima oleh Pemerintah daerah diharapkan menjadi aktivitas –aktivitas yang menunjang terhadap kegiatan pariwisata, sehingga dapat menumbuhkan perekonomian di daerah.

Koordinator Creative Hub Kabupaten Sumedang Hendra Nugraha mengatakan, yang pada tahun ini akan membangun Creative Center di tempatnya, menyatakan bahwa kebijakan mengenai pembangunan sektor pariwisata di daerah adalah kebijakan yang akan berdampak kepada semua aspek. Sehingga, Pemerintah Daerah Sumedang pun berfokus pada pembangunan pariwisata.

“Untuk menciptakan ekosistem pariwisata dilakukan juga secara masif oleh pemda Sumedang. Sektor pariwisata akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Pemda Sumedang juga membentuk Komite Pariwisata Daerah, Badan Ekonomi Kreatif daerah. Hal itu untuk mendukung terwujudnya ikon pariwisata di Sumedang yang memiliki jati diri dan unsur budaya,” kata Hendra.

Terkait promosi berbasi digital, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Sistem Pariwisata Terpadu (Siraru) dan aplikasi Smiling West java. Sistem tersebut mampu mengintegrasikan kegiatan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan penyedia jasa wisata. Selain itu informasi mengenai calender of event di Jabar bisa dilihat langsung melalui applikasi Smiling West Java.

Jika melihat dari informasi tersebut, sudah selayaknya kepariwisataan Jawa Barat akan mengalami peningkatan. Dengan goal utamanya adalah menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi dan lokomotif pembangunan.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1658 seconds (0.1#10.140)