Program Bayi Tabung RS Hasan Sadikin Diburu Warga Singapura dan Malaysia

Senin, 10 September 2018 - 11:55 WIB
Program Bayi Tabung RS Hasan Sadikin Diburu Warga Singapura dan Malaysia
Dokter Dian Tjahyadi Sp.OG (K), MMRS dan Embriologi RSUP Hasan Sadikin Devi Natalia S.Si di Klinik Ester, RS Hasan Sadikin, Kota Bandung. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Program bayi tabung Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Hasan Sadikin ternyata tak hanya melayani pasien dalam negeri. Warga asing dari Malaysia dan Singapura ternyata memilih rumah sakit ini untuk memiliki keturunan.

Menurut Dokter Dian Tjahyadi Sp.OG (K), MMRS, rumah sakit milik pemerintah ini telah melayani program bayi tabung sejak 2005. Tak kurang dari 800 peminat metode bayi tabung telah dilayani di RSUP Hasan Sadikin.

"Kendati mayoritas pasien berasal dari beberapa daerah di Indonesia, tetapi ada juga pasien mancanegara. Seperti Singapura, Malaysia, dan lainnya. Mereka dapat info dari mulut ke mulut karena tingkat keberhasilan yang cukup bagus," kata dia.

Setiap tahun, kata dia, Klinik Aster RSUP Hasan Sadikin melayani sekitar 1.163 pasien poli. Sementara, pasien khusus bayi tabung rata-rata mencapai 60 kasus per tahun. Pasien program bayi tabung juga tak dominan kalangan tua, ada juga rentang usia 20 hingga 30 tahunan.

"Setiap tahun trennya terus meningkat, seiring pengetahuan yang semakin terbuka terkait metode ini. Tahun depan kami menargetkan terjadi kenaikan 20%, karena memang dari sisi biaya cukup terjangkau,” kata Dian.

Menurut dia, hampir semua pelayanan bayi tabung yang diizinkan regulasi, bisa dilakukan di RS Hasan Sadikin. Hal ini terdiri atas stimulasi sel telur, ovum pick up, serta metode ICSI (Intra-Cytoplasmic Sperm Injection). Ada bank embrio, embrio transfer, dan pencucian sperma.

Menurut dia, salah satu metode terbaru dan syarat teknologi adalah ICSI. Metode ini tak lagi menggunakan cara lama, tetapi memasukkan sperma langsung ke sel telur menggunakan mikroskop, sehingga proses pembuahan janin lebih akurat.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1289 seconds (0.1#10.140)