Terkena Trase Proyek KCJB, 5 Kelas SMPN 1 Ngamprah Terpaksa Dibongkar

Selasa, 26 November 2019 - 17:47 WIB
Terkena Trase Proyek KCJB, 5 Kelas SMPN 1 Ngamprah Terpaksa Dibongkar
SMPN 1 Ngamprah KBB yang terkena proyek pembangunan KCJB. Sekolah ini memiliki satu akses pintu masuk melalui lokasi pengerjaan proyek. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Lima ruang kelas di SMP Negeri 1 Ngamprah di Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terpaksa dirobohkan, pada Senin (26/11/2019).

Bangunan seluas total 600 meter persegi tersebut dirobohkan karena lahannya terkena proyek pembangunan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

"Hari ini, total lima ruang kelas dirobohkan. Bukan hanya bangunan, lahan parkir dan ruang terbuka hijau (RTH) sekolah juga terkena proyek KCJB," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 1 Ngamprah Aam M Jamhur, Selasa (26/11/2019).

Meskipun mulai dilakukan pembongkaran, seluruh siswa di SMP Negeri 1 Ngamprah dipastikan tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasa.

Di sekolah ini terdapat 1.200 siswa dari kelas 7 sampai 9. Namun karena kondisi seperti saat ini, kegiatan sekolah dibagi dua sesi, yakni kelas 7 dan kelas terbuka total sebanyak 9 kelas sekolah siang.

Rencananya, ujar Aam, untuk mengganti lima ruang kelas yang terdampak proyek KCJB itu, akan dibuatkan bangunan dua lantai. Di bangunan dua lantai itu, disediakan pula ruang guru, TIK, TU, dan kepala sekolah. Pihaknya juga meminta pengganti lahan parkir memadai dan RTH.

"Prinsipnya kami minta ruang kelas yang terkena proyek itu dibangun kembali. Berdasarkan rencana, pembangunannya dilakukan vertikal sekaligus dengan renovasi ruang guru, TIK, dan TU," ujar dia.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan (Disdik) KBB Dadang A Sapardan mengatakan, Disdik KBB saat ini tengah menyiapkan kelengkapan administrasi untuk penggantian bangunan kelas yang dirobohkan.

Penggantian bangunan sekolah akan dikerjakan oleh PT Wika yang akan mengerjakan 10 ruangan dengan konsep dua tingkat, 5 ruang di bawah untuk administrasi perkantoran dan 5 ruang di atasnya untuk kegiatan belajar mengajar.

Hanya saja yang sedang dipikirkannya adalah belum adanya akses jalan siswa menuju sekolah. Sebab satu-satunya akses jalan menuju SMP Negeri 1 Ngamprah yakni dari depan dan itu melalui area proyek.

Jika musim kemarau, siswa pasti terkendala debu dari proyek sedangkan di musim hujan akses jalan akan kotor dan berlumpur.

"Itu masalahnya. Gak ada akses jalan lain dan kami belum ada rencana buka akses jalan baru. Sementara untuk pembangunan ruang kelas Insya Allah eksekusinya minggu depan udah mulai dikerjakan, karena RAB sudah beres," tutur Sapardan.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6824 seconds (0.1#10.140)