Cegah Stunting, BKKBN Jabar Ingatkan Pentingnya 1.000 HPK

Selasa, 26 November 2019 - 17:00 WIB
Cegah Stunting, BKKBN Jabar Ingatkan Pentingnya 1.000 HPK
Kepala Sub Bidang Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar Arif Zaidar (kiri) saat pemaparan bahaya stunting bagi anak-anak. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Angka stunting atau tubuh kerdil di Jawa Barat (Jabar) hingga kini masih tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, ada 29,9% atau 2,7 juta balita di Jabar yang terkena stunting.

Beberapa penyebabnya karena faktor kemiskinan keluarga, ketidakpahaman tentang pentingnya nutrisi bagi ibu hamil, tidak terjaganya stabilitas emosionalnya, hingga rendahnya nilai asupan gizi bayi.

Kepala Sub Bidang Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar Arif Zaidar menyebutkan, saat ini Pemprov Jabar tengah fokus terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk mencegah terjadinya stunting.

"Upaya yang BKKBN lakukan sebagai tindakan promotif dan preventif untuk penanganan persoalan stunting ini difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)," ucapnya seusai menjadi narasumber Bimbingan Teknis Mitra Kerja Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB, di Ngamprah, Selasa (26/11/2019).

Menurutnya, 1.000 HPK bagi seseorang itu dimulai dari dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Pada masa inilah, rentan terjadinya stunting akibat kekurangan gizi. Oleh sebab itu, penanganan stunting harus ditangani secara bersama-sama dan melibatkan berbagai dinas terkait, bukan hanya Dinas Kesehatan. Upaya promotif dan preventif inilah yang harus gencar dilakukan, sebab stunting ini harus diantisipasi sejak dini.

Penyandang stunting di Jawa Barat ada di 13 kota/kabupaten dengan persentase yang berbeda-beda. Di Kabupaten Garut (43,2%), Kabupaten Sukabumi (37,6%), Kabupaten Cianjur (35,7%), Kabupaten Tasikmalaya (33,3%), KBB (34,2%), Kabupaten Bogor (28,29%), Kabupaten Bandung (40,7%), Kabupaten Kuningan (42%), Kabupaten Cirebon (42,47%), Kabupaten Sumedang (41,08%), Kabupaten Indramayu (36,12%), Kabupaten Subang (40,47%), dan Kabupaten Karawang (34,87%).

Untuk penyelamatan tersebut, Zaidar mengajak seluruh masyarakat terutama mitra kerja BKKBN, bekerja sama mencegah stunting. Dia mengatakan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga bahkan dengan tegas meminta seluruh kota/ kabupaten berkomitmen untuk memprogramkan peningkatan derajat kesehatan agar tidak ada lagi masyarakatnya yang stunting.

"Persoalan stunting ini bukan sekadar urusan tinggi badan saja, tapi pertumbuhan otaknya juga lemah. Kalau masyarakat Jabar seperti itu, bagaimana generasi ke depan nantinya," kata dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8824 seconds (0.1#10.140)