Jalur Pendakian Gunung Ciremai Masih Ditutup

MAJALENGKA - Pascakebakaran hutan dan lahan yang terjadi beberapa bulan lalu, jalur pendakian Gunung Ciremai hingga saat ini masih ditutup. Penutupan dilakukan di semua jalur pendakian yakni Jalur Palutungan, Linggarjati, Linggasana (Kabupaten Kuningan), dan Jalur Apuy (Kabupaten Majalengka).

Penutupan lantaran kondisi wilayah Gunung Ciremai yang hingga saat ini belum kembali normal, setelah musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu. Hingga kini, masih tampak bekas karhutla dengan warna cokelat kehitam-hitaman, yang menjadi bukti bahwa belum terjadi pemulihan ekosistem alam di lokasi bekas musibah itu.

"Banyak pendaki yang kami tolak melalui ponsel, karena memang masih ditutup," kata salah seorang pengelola pendakiam Jalur Linggarjati, Kewer, dikutip dari situs resmi TNGC, Selasa (26/11/2019).

Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan pendakian di Ciremai kembali dibuka. Namun yang jelas, mengembalikan kondisi alam di wilayah Ciremai menjadi hal terpenting sebelum jalur pendakian kembali dibuka.

Kepala Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Koeswandono menjelaskan, sebelum kembali dibuka, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. "Sudah ada tahapannya, akan dibuka setelah ini, itu. Tentu tanggal akan muncul kemudian bila semua tahapan telah dilalui," jelas dia, kepada SINDOnews lewat pesan WhatsApp (WA).

Ketika nantinya kembali dibuka, pihak pengelola membatasi kuota pendakian sebanyak 1.555 orang per hari. Pembatasan tersebut diberlakukan dengan memerhatikan beberapa pertimbangan, di antaranya kapasitas Transit Camp (TC) pada tiap jalur dan kapasitas di puncak Gunung Ciremai.

Dari jumlah kuota sebanyak 1.555 orang itu, masing- masing dari jalur Linggasana sebanyak 242 orang, Linggarjati 255, dan Palutungan sebanyak 552 orang. Adapun dari Jalur Apuy sebanyak 506 orang.