Angkatan Muda Siliwangi Sebut Ridwan Kamil Layak Pimpin Indonesia

Minggu, 24 November 2019 - 12:22 WIB
Angkatan Muda Siliwangi Sebut Ridwan Kamil Layak Pimpin Indonesia
Ketua Umum AMS Noeri Ispandji Firman (tengah) menyebut nama Ridwan Kamil sebagai salah satu kader Sunda yang layak memimpin Indonesia. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Organisasi kemasyarakatan tertua dan terbesar di Jawa Barat, Angkatan Muda Siliwangi (AMS) menyatakan, sudah saatnya kader-kader potensial asal Jabar memimpin Indonesia. Dari sekian banyak nama, AMS menyebut nama Ridwan Kamil sebagai salah satu sosok yang layak memimpin negeri ini.

Ketua Umum AMS Noeri Ispandji Firman menegaskan, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki karakter yang mencintai kedamaian dan dapat diterima semua pihak. Menurut dia, karakter tersebut identik dengan karakter orang Sunda sebagai masyarakat asli Jabar.

"Melihat kondisi saat ini, banyak pertikaian, orang Sunda tidak suka itu (pertikaian). Saya kira sudah waktunya 2024 ini, kader Sunda jadi pemimpin nasional karena yang dibutuhkan (Indonesia) adalah seorang pemimpin nasional yang menyerukan kedamaian dan dapat diterima semua pihak," tegas Noeri dalam Milangkala (Hari Jadi) ke-53 AMS di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Sabtu (23/11/2019) malam.

Menurut Noeri, saat ini, banyak kader Sunda potensial yang layak memimpin Indonesia. Dari sekian banyak nama, Noeri menyebut nama Ridwan Kamil yang tak lain Gubernur Jabar saat ini. Menurut dia, Ridwan Kamil cukup mumpuni untuk memimpin Indonesia.

"Banyak potensi muda yang perlu kita angkat, Ridwan Kamil bisa, Prof Yuddy Chrisnandi bisa, mantan gubernur (Jabar) Ahmad Hermawan juga mumpuni. Kita tidak lihat kader politik, tapi kader-kader Jabar yang mumpuni yang bisa memimpin di tingkat nasional," paparnya.

Meski begitu, dia menekankan, siapapun kader Sunda yang nantinya berpeluang maju ke kancah kepemimpinan nasional, pihaknya menginginkan kader Sunda tersebut tidak dipilih asal-asalan. Selain harus memiliki rekam jejak yang baik, sosok tersebut juga harus sukses mengatasi berbagai persoalan pembangunan.

"Tidak boleh asal-salan, lihat track record-nya, test case-nya, jadi betul-betul seleksi alam yang bisa diterima semua pihak," imbuhnya.

Menurut Noeri, bagi AMS, majunya kader-kader Sunda di kepemimpinan nasional sudah menjadi harga mati. Oleh karenanya, Noeri berharap, seluruh elemen masyarakat di Jabar pun kompak dan bahu membahu untuk mendorong siapapun kader Sunda menjadi pemimpin di tingkat nasional.

"(Pemimpin nasional asal Jabar) sudah harga mati. Kita harus bangun kekompakan, kebersamaan. Boleh berbeda pendapat, tapi kalau ada kader Sunda yang maju, harus bersatu," tegasnya.

"Kita mundur ke belakang, mendorong. Memang harus ada yang legowo, siapapun saja (yang maju jadi pemimpin nasional) kita dorong. Karena biasanya orang Sunda ini tidak mau kalah, muncul orang ini, lalu digogoreng (dijelek-jelekan). Harus kompak," sambungnya.

Selain membangun kekompakan, lanjut Noeri, masyarakat Sunda pun harus mengubah salah satu perilakunya yang kerap mempersilakan orang lain untuk tampil di depan. Menurut dia, perilaku tersebut membuat masyarakat Sunda selalu tertinggal di belakang.

"Jadi, harus diubah perilaku dan karakter orang Sunda 'mangga tipayun' (silakan di depan'. Harus diubah jadi 'aing tiheula' (saya di depan)," tegasnya lagi.

Agar karakter 'aing tiheula' tersebut tertanam dalam setiap jatidiri orang Sunda, kata Noeri, diperlukan juga upaya pembentukan karakter, khususnya pada generasi muda. Oleh karenanya, pihaknya pun kini fokus membentuk karakter kader-kader muda AMS menjadi seorang pemimpin.

"Karakter ini harus dibentuk sejak remaja, makanya AMS kini konsern membangun kaderisasi di kalangan remaja karena di sana lah pembentukan karakter dilakukan," katanya.

Noeri menambahkan, di usianya yang terbilang sudah dewasa, AMS tetap mengikuti perkembangan zaman, khususnya di era milenial saat ini. Dia menegaskan, dengan kedewasaan yang dimilikinya, AMS dapat bersaing dengan organisasi lain yang ada saat ini dalam rangka membangun negeri ini.

"Mau tidak mau kita harus mengejar, mengikuti perkembangan zaman di era milenial ini. Dengan kedewasaan ini, kita bisa bersaing dengan komunitas yang ada untuk ikut berpartisipasi, untuk membangun negeri ini," pungkasnya.

Diketahui, meski Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih cukup lama, namun sejumlah nama digadang-gadang layak menjadi pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal habis periode kepemimpinannya 2024 mendatang. Pilpres 2024 juga diprediksi menjadi ajang pertarungan calon pemimpin muda.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0532 seconds (0.1#10.140)