Diserang Tawon, Siswa SD di Garut Meninggal

Jum'at, 22 November 2019 - 16:32 WIB
Diserang Tawon, Siswa SD di Garut Meninggal
Keluarga memakamkan Armi, korban sengatan tawon di pemakaman umum di Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019). Foto/iNews/Ii Solihin
A A A
GARUT - Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia, karena diserang tawon, Jumat (20/11/2019). Sementara tiga korban sengatan tawon lainnya masih masih dalam pemulihan.

Korban yang meninggal bernama Armi Fauzi (11). Sementara tiga orang, masing-masing dua teman Armi bernama Saeful Ulum (13), Muhammad Rizki (13), dan adik Armi bernama Elzar (10), mengalami luka sengatan.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (18/11/2019). Kejadian berawal saat keempat anak mencoba membongkar sarang tawon yang ada di bagian atap salah satu rumah warga. Keempatnya sempat naik ke lantai satu masjid untuk membongkar sarang tawon tersebut.

Mereka menggunakan kayu panjang. Saat kayu mengenai sarang, tawon-tawon pun langsung menyerang keempat anak tersebut. "Waktu kejadian, kami lagi pengajian. Anak-anak mungkin iseng mengusik sarang tawon. Mereka lumayan parah terkena sengatan," kata warga, Tahlan Siabudin.

Kakak korban, Inggit mengatakan, sebelum serangan tawon, dia melihat adiknya dan tiga temannya di dekat lokasi kejadian. Saat itu dia melihat keempatnya membawa kayu panjang yang digunakan untuk menghalau tawon.

"Saya lihat bertiga di atas, satu di bawah. Saya tanya mereka ngapain, tapi mereka menjawabnya tidak jelas, mungkin karena takut dimarahin. Terus saya ke rumah dan tidak lama dapat kabar dari warga kalau anak-anak disengat tawon," kata Inggit.

Setelah serangan tawon berhenti, anak-anak sempat berkumpul di posyandu dan dibawa berobat ke Puskesmas Bayongbong. Korban sempat diberikan obat-obatan tradisional karena banyak sengatan tawon di kepala, badan, tangan dan kakinya.

"Dikasih pakai gula sama asem, terus dimandiin, habis itu langsung ke dokter. Kata dokter kalau mereka ada sesak, langsung aja dirujuk ke RSU," ujarnya.

Malam harinya, korban sempat seperti mengalami demam dan gelisah. Namun, korban mengaku tidak merasakan sakit. Keluarga yang khawatir akhirnya membawa Armi ke RSUD dr Slamet Garut hingga akhirnya meninggal di sana.

"Kata mama yang ikut ke rumah sakit, Armi sesak napas dan harus diberi bantuan oksigen. Habis itu dia muntah-muntah dan kondisinya kritis sebentar. Setelah itu, Armi sudah enggak ada (meninggal dunia)," kata Inggit.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8977 seconds (0.1#10.140)