Mensos Juliari P Batubara Serahkan Bantuan untuk Jabar dan Jateng

Jum'at, 22 November 2019 - 12:53 WIB
Mensos Juliari P Batubara Serahkan Bantuan untuk Jabar dan Jateng
Menteri Sosial Juliari P Batubara disambut di Pangandaran, Jabar. Foto/SINDOnews/Syamsul Maarif
A A A
PANGANDARAN - Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari P Batubara menyerahkan bantuan untuk Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Bantuan diserahkan di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jumat (22/11/2019).

Bantuan logistik untuk Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah tersebut senilai Rp2.308.993.484, dengan perincian Provinsi Jawa Barat Rp1.081.753.272, sedangkan Provinsi Jawa Tengah senilai Rp1.227.240.212.

Selain penyerahan bantuan ke dua provinsi, Mensos juga menggelar Pencanangan Kawasan Siaga Bencana (KSB) yang diikuti 1.748 orang terdiri dari Siswa Tagana Masuk Sekolah 100 orang, Tim Pengurus Kawasan Siaga Bencana 390 orang, Tagana Provinsi Jawa Barat 200 orang, Tagana Provinsi Jawa Tengah 108 orang, undangan mitra kerja 50 orang, stakeholder lainnya 100 orang, dan warga masyarakat 800 orang.

"Kegiatan Kawasan Siaga Bencana (KSB) merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI pada Rakornas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) 24 Juli 2019 agar semua pihak sensitif dan antisipatif terhadap bencana," kata Juliari.

Menurut Juliari, dalam pelaksanaan KSB ini, Kementerian Sosial berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BNPB, Basarnas, BMKG, Kementerian Desa, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

"Kawasan Siaga Bencana (KSB) merupakan wadah penanggulangan bencana yang berbasis pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di sejumlah daerah yang memiliki risiko bencana tinggi maupun daerah di sekitarnya yang akan berperan sebagai daerah penyangga," tambahnya.

Kawasan Siaga Bencana dikolaborasikan dengan kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS) yang dilakukan sebagai upaya edukasi bencana kepada pelajar, guru dan orang tua di sekolah yang berada di lokasi rawan bencana. "Kawasan Siaga Bencana merupakan pengembangan dari program Kampung Siaga Bencana yang telah dilaksanakan Kementerian Sosial sejak tahun 2010," jelas dia.

Jika dalam Kampung Siaga Bencana edukasi dan pelatihan kebencanaan hanya dilakukan per kampung, kini dengan adanya Kawasan Siaga Bencana jangkauan semakin luas mencakup daerah rawan bencana yang berbatasan antar kecamatan, antarkabupaten dan atau antarprovinsi.

Tujuan Kawasan Siaga Bencana untuk mempercepat terbangunnya pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat dan petugas penanggulangan bencana terhadap potensi dan kemungkinan terjadinya bencana. Fokusnya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat dan memfasilitasi penyusunan standar pelayanan minimal bidang penanggulangan bencana yang mengatur pembagian tugas dan kewenangan antara pusat dan daerah dalam penanggulangan bencana.

"Secara keseluruhan se-Indonesia telah dilaksanakan kegiatan Tagana Masuk Sekolah di 3.705 sekolah yang melibatkan peserta sebanyak 426.075 siswa, guru, dan orang tua di sekolah yang berada di lokasi rawan bencana," terangnya.

Kini, telah terbentuk Kampung Siaga Bencana sebanyak 741 lokasi yang melibatkan 185.250 orang termasuk di dalamnya 17 lokasi Kawasan Siaga Bencana yang melibatkan 4.250 orang di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Pangandaran.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7403 seconds (0.1#10.140)