Kisah Sukses Mojang Bandung Penjual Kerupuk Kulit

Jum'at, 22 November 2019 - 11:27 WIB
Kisah Sukses Mojang Bandung Penjual Kerupuk Kulit
Mojang Bandung Ucu, sukses bisnis kerupuk dorokdok. Foto/Dok.Pribadi
A A A
BANDUNG - Merintis bisnis tak selamanya mesti membutuhkan modal besar. Keuletan dan tekat kuat menjadi faktor terpenting sukses tidaknya usaha yang kita rintis dan perjuangkan.

Seperti kisah mojang Bandung bernama Ulfah Nurfebrianti. Di usianya yang masih sangat muda, 25 tahun, dia sukses merintis usaha camilan tradisional dorokdok. Dorokdok merupakan kerupuk kulit khas Jawa Barat. Dinamakan dorokdok karena diambil dari bunyi renyahnya camilan tersebut saat digigit.

Ulfah, yang kerap dipanggil Ucu ini, adalah pendiri camilan bernama Dorokdokcu. Brand ini kini telah banyak dikenal seantero negeri. Tak kurang dari 200 reseller di 25 kota di Indonesia telah bergabung bersamanya. Saat ini, tak kurang dari 4.500 bungkus dorokdok diproduksi dan dijual setiap harinya. Keuntungannya tak tanggung-tanggung, bisa untuk membeli mobil baru.

Tapi siapa kira, kisah bisnis yang baru dirintis selama lima bulan ini hanya bermodalkan Rp1,5 juta. "Modal awal jualan itu Rp1,5 juta. Dulu aku minjem ke orang tua. Siang aku pinjem uang ke mamah, sorenya aku balikin. Uang itu aku beliin 15 bungkus dorokdok," kata Ucu.

Caranya, dia bermodal dua foto di Instagram. Dia open order di story soal dorokdok guling yang akhirnya direspons teman-temannya. Akhirnya, dari 15 bungkus yang dijual, yang minat ada 32. Awalnya dari 15 bungkus per hari, kini sekitar 4.500 bungkus bisa terjual per hari.

Dia mengaku, tidak pernah bercita-cita jadi pebisnis. Namun, Ucu mengambil risiko untuk mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut. Akhirnya, dia mengajak temannya, Lutfi Azhar untuk membesarkan bisnis Dorokdokcu. Mereka lantas mengembangkan bisnis ini hingga sekarang, mulai dari varian rasa, promosi, dan sebagainya.

Kini, produknya telah beredar di Lampung dan Palembang. Di Kalimantan ada di Banjarmasin. Di Bandung sudah ada lima distributor. Dalam waktu dekat, Dorokdokcu akan membuka cabang di Balikpapan, Samarinda, Pontianak, dan Palangkaraya. Dorokdokcu pun sudah tersebar di Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Gresik, Pasuruan, hingga Sidoarjo.

Menurut Ucu, Dorokdokcu fokus menggarap penjualan di media online sehingga koneksinya lebih luas. Dalam sehari, 30-50 pengiriman dorokdok (80%) menggunakan layanan GrabExpress. Ucu mengaku layanan ini cepat, mudah dan aman.

"Kita tinggal masukin titik penjemputan dan titik yang dituju, terus mitra kurirnya datangnya cepat, pokoknya membantu banget untuk bisnis. Saya juga paling suka dengan fitur pelacakan langsung dan bukti pengiriman. Jadi saya tinggal kirim tautan pengiriman ke pelanggan dan kita bisa sama-sama tahu kurir sudah ada di mana. Saat pengambilan dan pengantaran barang, kurir juga akan ambil foto barang dan akan dikirimkan kepada kami setelah pengiriman selesai. Jadi lebih aman pastinya," jelasnya.

Selain itu, ada juga fitur pengiriman langsung ke tiga titik antar. "Jadi saya tidak usah pesan berkali-kali. Cukup satu kali pesan, mitra kurir bisa kirim ke tiga alamat berbeda. Hemat waktu banget," ceritanya.

Ucu menambahkan, banyak juga pengemudi Grab yang penasaran karena sering jemput dan kirim barang dari Dorokdokcu. Akhirnya, mereka memutuskan menjadi reseller. "'Istri yang tadinya di rumah enggak ada kerjaan, jadi bisa jualan'," ujar Ucu menirukan driver GrabBike.

Ucu dan Lutfi adalah satu dari 5 juta wirausahawan mikro yang mampu mengembangkan usahanya setelah tergabung dalam platform Grab di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategic di tahun 2018, mitra merchant yang bergabung dengan GrabFood rata-rata melihat peningkatan penjualan sebesar 25% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp11 juta/bulan.

Khusus di Kota Bandung, data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar Rp10,1 triliun pada tahun 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh GrabBike dengan nilai Rp4,59 triliun, yang selanjutnya disusul oleh GrabFood dengan nilai kontribusi sebesar Rp3,76 triliun.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9421 seconds (0.1#10.140)