Penanganan Lahan Kritis, Hulu Citarum Segera Ditanami 1,9 Juta Pohon

Kamis, 21 November 2019 - 19:09 WIB
Penanganan Lahan Kritis, Hulu Citarum Segera Ditanami 1,9 Juta Pohon
Forum Diskusi Pentingnya Pohon dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Kehidupan di kawasan Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (21/11/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Sebanyak 1,9 juta bibit pohon akan ditanam di kawasan hulu Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, dalam upaya penanganan lahan kritis di kawasan tersebut. Penanaman segera dilakukan seiring masuknya musim hujan.

Jutaan bibit pohon baru rencananya ditanam tersebar di kawasan hutan lindung di bawah pengelolaan Perum Perhutani, seperti Pangalengan, Ciparay, Ciwidey, dan Banjaran.

Administratur Kesatuan Pemangku Hutan Wilayah Bandung Selatan Perhutani Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten Tedy Sumarto mengakui, masih terdapat lahan kritis di kawasan hulu Sungai Citarum. Padahal, kawasan tersebut merupakan kawasan hutan lindung dengan luas total mencapai 43.000 hektare.

"Selain rusak karena dirambah, lahan kritis ini pun tercipta karena alih fungsi lahan menjadi perkebunan. Sejak 2003, kita terus lakukan penghijauan kembali," kata Tedy dalam Forum Diskusi "Pentingnya Pohon dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Kehidupan" di kawasan Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (21/11/2019).

Tedy mencontohkan, di kawasan Situ Cisanti yang merupakan salah satu hulu Sungai Citarum, penanaman bibit pohon akan dilakukan di atas lahan seluas 1.850 hektare. "Total di sana kawasan hutannya ada 6.000 hektare, yang lainnya sudah bagus," ujar dia.

Menurut Tedy, di kawasan hulu Sungai Citarum tidak ada lahan hutan produksi. Oleh karenanya, pihaknya memastikan, Perhutani tidak pernah menebang pohon di kawasan tersebut. "Ada rencana pengaturan kelestarian hutan. Di Jawa Barat hutan produksi adanya di Ciamis, Sumedang, Purwakarta, Sukabumi," tutur Tedy.

Dalam kegiatan yang digelar Komunitas Pohon Indonesia (KPI) menggandeng Kelompok Kerja Wartawan Gedung Sate dalam rangka memeringati Hari Pohon se-Dunia 2019 ini, Tedy juga menekankan, penghijauan tidak menghilangkan aspek ekonomi bagi masyarakat sekitar.

"Agar perekonomian masyarakat sekitar tetap terperhatikan, kita juga menanam bibit pohon buah-buahan selain berbagai jenis pohon endemik Jabar, seperti rasamala, ekaliptus, dan pinus," ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Perencanaan Dinas Kehutanan Provinsi Jabar Aris Dwi Sugiantoro mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan 11,46 juta bibit pohon untuk disebar ke berbagai daerah.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun menyiapkan 5,5 juta bibit pohon untuk ditanam di persemaian permanen. "Di Bogor 1 juta (bibit pohon), di Pelabuhan Ratu 1 juta, di Cimanggis Depok 1 juta, Jomin Purwakarta 1 juta, Garut 1 juta, di Kadipaten ada 500.000," kata Aris.

Dia mengemukakan, total luas lahan kritis di Jabar sendiri mencapai 714.000 hektare. Diakui dia, pihaknya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak dalam penanganan lahan kritis di Jabar. "Kalau mampunya 10.000 hektare per tahun, berarti 70 tahun baru selesai lahan kritis karena besarnya beban," ujar dia.

Ketua KPI Dadi Ardiwinata menambahkan, selama ini, masyarakat kurang dilibatkan dalam pemulihan lahan kritis yang dilakukan Pemprov Jabar. Padahal, di Jabar banyak pegiat lingkungan yang fokus dalam upaya penghijauan. "Keterlibatan masyarakat harus lebih besar lagi porsinya," kata Dadi.

Dalam kesempatan itu, KPI juga mengimbau masyarakat untuk membiasakan diri menanam pohon, sehingga akan semakin banyak pohon baru yang tumbuh, khususnya di Jabar. "Setiap orang nanam pohon satu saja, berarti akan ada ratusan juta pohon baru," pungkas dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5886 seconds (0.1#10.140)