Gubernur Tawarkan Peluang Investasi USD59 Juta kepada Pengusaha Jepang

Sabtu, 09 November 2019 - 21:31 WIB
Gubernur Tawarkan Peluang Investasi USD59 Juta kepada Pengusaha Jepang
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menawarkan peluang investasi kepada para pengusaha Jepang dalam ajang West Java Business Forum di Osaka, Jepang, Jumat 8 November 2019. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu dengan para pengusaha Jepang dalam agenda West Java Business Forum di Osaka, Jepang, Jumat 8 November 2019. Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Kamil menawarkan peluang investasi senilai USD59 juta.

Menawarkan peluang investasi merupakan salah satu agenda utama lawatan Gubernur yang akrab disapa Emil itu dalam lawatannya ke Korea dan Jepang sejak 4 November 2019 lalu hingga 11 November 2019 mendatang.

Peluang investasi yang ditawarkan Emil tersebut tersusun dalam buku menu investasi Jabar yang dibagikan dalam setiap forum bersama mitra pemerintah maupun kalangan pengusaha.

Emil mengatakan, buku menu investasi tersebut berisi proyek-proyek strategis di Jabar dengan total nilai investasi hingga USD59 juta di berbagai sektor, mulai dari transportasi, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah, hingga pengembangan kawasan.

"Di bidang transportasi, kami membutuhkan jalan tol baru, jalur kereta api baru, kami butuh bandara baru, dan pelabuhan baru," ujar Emil dalam siaran pers, Sabtu (9/11/2019).

West Java Business Forum sendjej dihadiri para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Osaka, pemerintah setempat, serta sejumlah perusahaan, seperti Shoji Co,ltd, Obayashi Cooperations, Daiwa House Industri Co,ltd, Araya Industrial, Daiki Alumunium, hingga Jetro Osaka.

Emil melanjutkan, di sektor energi, pihaknya tengah mendorong pengelolaan sampah yang bisa menghasilkan energi (waste to energy). Menurutnya, Jabar membutuhkan 4-5 proyek pengelolaan sampah yang akan dibangun di sejumlah lokasi.

"Kami membutuhkan 4-5 proyek, mudah-mudahan ada perusahaan Jepang yang tertarik, apapun bentuk teknologi waste to energy-nya. Kami harus memastikan 50 juta penduduk masuk pada peradaban modern. Nilainya Rp3-4 triliun, ini kami butuhkan sampai 5 lokasi," paparnya.

Peluang Investasi lainnya, yakni pengembang kawasan Rebana (Patimban-Kertajati-Cirebon). Kawasan yang berada di wilayah utara Jabar ini menurutnya membutuhkan banyak investasi mengingat pihaknya sudah merancang Rebana menjadi kawasan futuristik. Kawasan ini juga menjadi sangat potensial karena memiliki infrastruktur yang lengkap.

"Daerah ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia, ini wilayah dimana pelabuhan terbesar berdekatan dengan bandara terbesar. Pelabuhan (Patimban)-nya tengah dibangun dibiayai Pemerintah Jepang dan berdekatan dengan Bandara Kertajati yang sudah beroperasi. Tanahnya masih murah, upah buruh salah satu paling rendah di Jawa Barat," bebernya.

Emil meyakinkan, berinvestasi di kawasan Rebana akan menguntungkan para pengusaha Jepang. Pasalnya, ketersediaan konektivitas akan memudahkan proses pengiriman barang ekspor dan impor.

Selain itu, kebijakan pemerintah Indonesia yang akan memberikan diskon pajak besar bagi perusahaan manufaktur yang membuka fasilitas vokasi bagi warga lokal sebagai peluang yang langka.

"Jadi, kalau nanti berinvestasi di Jawa Barat, ekspor kemana-mana akan mudah karena pelabuhannya di-desain kelas dunia yang dibangun kontraktor Jepang. Tahun depan ada kebijakan baru, jika anda membawa manufaktur dan memberikan fasilitas vokasi untuk warga lokal, maka akan mendapat potongan pajak hingga 300%," terangnya.

Sebagai daerah yang penghasil komoditas perkebunan, lanjut Emil, pihaknya juga membuka peluang bagi para pengusaha Jepang untuk membangun industri hilir komoditas tersebut.

Diakui Emil, sebagai daerah produsen buah-buahan tropis, pihaknya belum bisa memberikan nilai tambah pada produk tesebut.

"Mudah-mudahan ada pengusaha makanan Jepang yang bisa mengubah produk-produk makanan dari komoditas ini makin bernilai ekonomi," imbuhnya.

Emil menambahkan, keberadaan pelabuhan serta bandara juga menjadikan peluang ekspor komoditas dari Jabar ke Jepang terbuka lebar, salah satunya peluang ekspor komoditas produk maritim.

"Kami memiliki lobster terbaik dan produk maritim lain, kami juga bisa menjadi tempat produksi rumput laut," sebut Emil.

Emil juga menyebutkan, Jabar memiliki sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta 15.000 perusahaan yang berada di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar yang diaplikasikan bekerja sama. "Ini jika Jepang membutuhkan mitra lokal dalam investasi," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Emil juga berjanji memberikan berbagai kemudahan bagi investor, seperti kemudahan perizinan. Pasalnya, pihaknya juga telah menerapkan teknologi dalam pelayanan publik.

Lewat teknologi, kata Emil, pihaknya ingin mengurangi pertemuan antara warga dan birokrasi, agar kendala yang kerap muncul di lapangan dapat ditekan. "Kami mendahulukan aktivitas ekonomi ketimbang proses birokrasi," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7757 seconds (0.1#10.140)