Ini Penjelasan Sekda Purwakarta soal Penolakan Biaya Tiket Nata ke Tunisia

Jum'at, 08 November 2019 - 13:10 WIB
Ini Penjelasan Sekda Purwakarta soal Penolakan Biaya Tiket Nata ke Tunisia
Sekda Purwakarta Iyus Permana. Foto/SINDOnews/Asep Supiandi
A A A
BANDUNG - Sekretaris Daerah (Sekda) Purwakarta Iyus Permana angkat bicara soal viralnya postingan Nata Sutisna di media sosial (medsos) yang menyebutkan Bupati Puwakarta Anne Ratna Mustika menolak memberikan biaya tiket pesawat untuk Nata berangkat ke Tunisia.

Nata Sutisna merupakan santri berprestasi asal Purwakarta yang mendapatkan beasiswa penuh dari Institut Superieur de ie Civilisation Islamique de Tunis, Tunisia, jurusan fiqih dan ushul fiqih.

Iyus mengatakan, beberapa waktu lalu Nata datang ke Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta untuk menginformasikan rencananya untuk menimba ilmu di Tunisa.

Namun waktu itu pihak Disdik Purwakarta menjelaskan bahwa Pemkab Purwakarta tidak ada alokasi anggaran untuk beasiswa di perguruan tinggi. Sebab, berkaitan dengan perguruan tinggi menjadi kewenangan Provinsi Jabar.

“Pihak Nata kembali menjelaskan keperluan mendatangi Disdik bukan untuk mendapat beasiswa, melainkan meminta bantuan biaya tiket ke Tunisia. Sebab yang bersangkutan sudah mendapat beasiswa dari salah satu perguruan tinggi di sana,” kata Iyus kepada SINDOnews, Jumat (8/11/2019).

Mendengar penjelasan Nata, ujar dia, pihak Disdik Purwakarta mengarahkan Nata ke Bagian Kesra Setda Purwakarta dengan terlebih dulu membuat pengajuan berupa proposal.

Pihak Nata pun menolak apabila harus menempuh mekanisme seperti itu. “Yang bersangkutan menolak ke Kesra dan meminta untuk bertemu dengan Bupati Purwakarta (Anne Ratna Mustika), sebelum akhirnya persoalan itu menjadi viral,” ujar dia.

Menurut Iyus, sebelum viral di medsos, Disdik sebenarnya sudah berupaya menggalang dana berupa iuran semua pegawai agar biaya tiket sebesar Rp10 juta untuk Nata dapat terpenuhi. “Sebenarnya bukan menolak membantu biaya tiket,” tutur Iyus.

Sekadar untuk diketahui, Nata Sutisna merupakan anak dari keluarga tidak mampu asal Kampung Parapatan, Desa Selaawi, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta.

Bapak ibunya penjual nasi di kampung. Nata baru berusia 18 tahun, lulusan Pesantren Sukahideung, Tasikmalaya dan sekarang Pesantren di Pondok Pesantren Al-Kautsar Cipaku Cianjur.

Anak dari pasangan dari anak Adang dan Ai Salimah ini, ia juga seorang penghafal Al-Quran dan sudah hafiz kurang lebih 10 Juz.

Sementara itu, beberapa waktu lalu sejumlah komunitas di Purwakarta pun ikut menggalang bantuan untuk biaya tiket Nata ke Tunisia.

Bahkan, beberapa di antaranya sudah melakukan komunikasi langsung dengan keluarga Nata Sutisna. Hanya saja bantuan tersebut dikabarkan belum terlalu signifikan.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3083 seconds (0.1#10.140)