Ridwan Kamil Raih Gelar Doktor HC dari Dong-A University Korsel

Selasa, 05 November 2019 - 19:56 WIB
Ridwan Kamil Raih Gelar Doktor HC dari Dong-A University Korsel
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berpidato seusai menerima gelar Doctor HC Bidang Administrasi Publik dari Dong-A University di Busan, Korea Selatan, Senin (4/11/19) waktu setempat. Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BUSAN - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima gelar Doctor Honoris Causa (HC) Bidang Public Administration dari Dong-A University di Busan, Korea Selatan, Senin (4/11/19) waktu setempat.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu menyatakan, gelar tersebut memotivasi dirinya untuk terus berinovasi dan berkolaborasi guna mengakselerasi pembangunan sekaligus menyejahterakan seluruh masyarakat di Tanah Pasundan.

"Saya ucapkan terima kasih kepada akademisi Dong-A University untuk gelar Doctor Honoris Causa. Saya merasa terhormat dengan gelar ini," kata Emil dalam siaran persnya, Selasa (5/11/2019).

Menurut Emil, gelar tersebut didedikasikan untuk semua pihak yang telah mendukungnya, khususnya ibunda, istri, dan anak-anaknya tercinta.

"Semoga hal ini menyemangati kiprah-kiprah saya selanjutnya untuk lebih baik dan lebih bersemangat membangun Jawa Barat dan Indonesia," ujar Emil.

Emil menuturkan bahwa Indonesia dan Korea Selatan memiliki visi yang sama, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor ekonomi digital. Dia juga menyebut, Korea Selatan sebagai negara terkemuka dalam sektor tersebut.

"Itu adalah sektor yang sangat relevan untuk terus dikembangkan mengingat ekonomi digital dan industri 4.0 telah menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dunia, terutama di negara-negara maju," tutur Gubernur.

Emil pun berharap hubungan Indonesia, terutama Jabar dengan Korea Selatan terus berlangsung di semua sektor. "Kunjungan ini menunjukkan bahwa kerja sama kedua negara harus semakin erat," ungkap Emil.

Dalam kesempatan itu, Emil juga memaparkan sejumlah inovasi yang diterapkan Pemprov Jabar saat ini. Salah satunya, penerapan dynamic governance atau birokrasi dinamis yang bertujuan untuk mendobrak kebekuan dan lambannya kegiatan pembangunan akibat permasalahan birokrasi.

Selain penerapan birokrasi dinamis dalam pengelolaan pemerintahan, kata Emil, Pemprov Jabar mempraktikkan konsep penthahelix dengan menggandeng lima unsur, yaitu academician, business, community, government, dan media (ABCGM) dalam setiap proses dan kegiatan pembangunan.

"Dynamic governance pertama kali muncul dalam buku karya Neo Bong Siong dan Chen Geraldine dimana pemerintahan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat via konsep thinking ahead, thinking again, dan thinking across," ujar Emil.

Dengan konsep tersebut, Emil berharap, aparatur sipil negara (ASN) dapat memahami perubahan-perubahan yang dapat memengaruhi jalannya roda pemerintahan.

ASN juga, kata Emil, harus terbuka dengan ide, gagasan, dan konsep baru dari berbagai pihak. "ASN harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk kembali mengkaji kebijakan yang berlaku guna meningkatkan kinerja," kata mantan Wali Kota Bandung ini.

Selain itu, Emil juga menyatakan bahwa Pemprov Jabar tengah membangun ekonomi digital inklusif dengan menggagas program Desa Digital.

Desa digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran, dan percepatan akses serta pelayanan informasi.

Nantinya, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.

"Di sektor perikanan, 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun," tutur dia.

Dengan sejumlah inovasi, kolaborasi, dan program yang telah diluncurkan, Emil berharap, Pemprov Jabar di bawah kepemimpinannya dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dalam waktu cepat.

"Saya harap, saya dapat menyelesaikan semua tugas dengan pendekatan baru untuk Jawa Barat, seperti yang dikatakan Seok Woo dalam film Train to Busan 'Apa pun yang kamu lakukan, kamu harus menyelesaikan apa yang kamu mulai'," pungkas Emil.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8406 seconds (0.1#10.140)