Din Syamsuddin Sebut Pernyataan Ketum PBNU Mencerahkan

Kamis, 31 Oktober 2019 - 16:31 WIB
Din Syamsuddin Sebut Pernyataan Ketum PBNU Mencerahkan
Din Syamsuddin. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin sependapat dengan ajakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj untuk menghormati para habib, termasuk Habib Rizieq Shihab.

Pernyataan Said Aqil dinilainya mencerahkan. "Pernyataan yang bernada fatwa dan menggunakan istilah fikih, yakni wajib, hukum Islam yang jika tidak dilaksanakan maka pelakunya akan berdosa, adalah sangat keras dan tegas. Saya sangat bersetuju (muwaffiq kull al-ittifaq), dan sangat menghargai (highly appreciated) dengan pernyataan tersebut," kata Din dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/10/2019).

Din menilai pernyataan Said Aqil wajib diperhatikan. Tidak hanya oleh Nahdhiyin, tapi juga oleh seluruh umat Islam, bahkan umat agama-agama lain tak terkecuali oleh pemerintah atau pemangku amanat.

"Seyogianya kita semua sebagai bangsa cinta damai dan keadilan harus menghormati hak dan martabat para tokoh agama, apa pun agama mereka. Sebagai umat Islam, harus pula menghormati para ulama, siapa pun mereka dan apa pun mazhab pemikirannya," tuturnya.

Dia mengatakan, sikap cenderung mengkafirkan atau memandang sesat pihak lain, termasuk menuduh pihak lain secara peyoratif seperti radikal merupakan sikap tidak arif bijaksana dan bukan merupakan bentuk moderasi beragama.

Menurut dia, wawasan Wasathiyah atau suatu watak Islam sejati yang mengedepankan antara lain tasamuh atau toleransi perlu mengejawantah dalam sikap penuh hikmat kebijaksaan dalam kemajemukan dan keberagaman, yakni dengan menghargai orang lain.

Din menegaskan, sikap tersebut diperlukan dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia yang memiliki keragaman agama, etnik, dan budaya. Islam mengajarkan, kalau antar umat berbeda agama berlaku.

"Lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku) tapi kita bersaudara sebangsa. Terhadap sesama Muslim, walau berbeda aliran atau organisasi sehingga berbeda pemahaman keagamaan, bisa berlaku analoginya 'lakum ra’yukum, wali ra’yi (bagimu pendapatmu, bagiku pendapatku) tapi kita tetap bersaudara seiman," tuturnya.

Dia mengajak semua pihak untuk duduk bersama berdialog atau bermusyawarah yang merupakan ciri lain dari Wawasan Wasathiyah. "Selain wajib menghormati Habib Rizieq Shihab, hormati pula Ustaz Abdul Somad, atau Ustaz Adi Hidayat, dan para tokoh agama lain," tuturnya. (Baca Juga: Mundur dari ASN, UAS Ingin Fokus Safari Dakwah).

Demi kerukunan bangsa dan Persatuan Indonesia, Din mengajak mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati. "Kriminalisasi tokoh agama (ulama, pendeta, pedanda, atau bikkhu), dan kecenderungan labelisasi apalagi dengan generalisasi adalah pendekatan yang kontraproduktif terhadap perwujudan kerukunan bangsa, integrasi, dan integritas nasional," tuturnya.

Sebelumnya, Said Aqil saat acara Istigasah untuk Indonesia Aman dan Damai di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu 30 Oktober 2019 menegaskan para habaib atau keturunan nabi termasuk Habib Rizieq Shihab harus dihormati. Tidak boleh ada habib yang dikriminalisasi.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8895 seconds (0.1#10.140)