Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Jangan Lagi Ada Kekerasan di IPDN

Kamis, 31 Oktober 2019 - 12:34 WIB
Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Jangan Lagi Ada Kekerasan di IPDN
Pelantikan 1.608 Praja Muda IPDN di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2019). Foto/Humas IPDN
A A A
SUMEDANG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menginstruksikan agar tidak ada lagi kekerasan di Kampus Insititut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Instruksi tersebut diungkapkan Tito saat melantik 1.608 Praja Muda IPDN di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2019).

Tito yang bertindak sebagai inspektur upacara kegiatan tersebut dalam sambutannya mengatakan, para Praja telah mengikuti serangkaian tes seleksi masuk IPDN. Mereka digembleng melalui tes teori,fisik, dan mental berwarna militer.

"Kalau ada kurikulum dalam pelatihan dan pendidikan yang berwarna militer, tidak berarti diarahkan ke budaya militerisme. Budaya militer bukan buruk, tapi ada bagusnya diterapkan, seperti kedisiplinan, kebersihan, kesetian kepada negara dan tiang-tiang negara, Pancasila, UUD 45, hingga NKRI. Tapi jangan kemudian over menjadi seperti betul-betul militer. Contohnya kekerasan," kata Tito.

Tito mengemukakan, dirinya kerap mendengar ada kekerasan di Kampus IPDN yang diduga dilakukan senior kepada junior. Mantan Kapolri ini mengingatkan agar kekerasan tidak terjadi lagi di Kampus IPDN Jatinangor.

Tito menceritakan, dirinya merupakan lulusan Akademi Kepolisian dan pernah bersekolah di beberapa perguruan tinggi di Indonesia maupun luar negeri. Menurut Tito, tidak ada budaya kekerasan di luar negeri.
"Saya beberapa kali melihat kekerasan senior ke junior pukul-memukul masih terjadi. Ini tidak boleh terjadi (di IPDN). Saya memahami apa yang ada dalam seluk-beluk korps Praja senior-junior. Dengan alasan dibina, itu tidak ada gunanya. Itu hanya balas dendam senior ke junior," ujar Tito.

Kemendagri, tegas Tito, akan mengambil tindakan tegas jika terjadi kekerasan di lingkungan kampus IPDN. Bahkan, dia tak segan memproses secara hukum.

"Saya akan ambil tindakan tegas dan keras kalau terjadi kekerasan. Kalau ada salah, tindakan fisik seperti push up, squat jump. Tapi tdak kekerasan. Apalagi berlebihan dan menimbulkan cacat apalagi meninggal dunia, pasti kita akan pidanakan," tegas Tito. (Baca Juga: Tito Yakin Kekerasan Turun jika Kesejahteraan di Papua Diperbaiki).

Tito mengungkapkan, IPDN merupakan kampus penggerak revolusi mental. Dia berharap IPDN mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang berdiri di garda terdepan untuk mengabdi dan melayani masyarakat.

"IPDN kampus penggerak revolusi mental yang harus berdiri di garis depan menghadirkan kader yang memiliki mental yang baik, mengabdi, dan melayani rakyat, bukan penguasa. Memiliki wawasan akademik dan kecerdasan kuat. Jangan sia-siakan kesempatan ini paling tidak dengan bergabung, kenalan satu sama lain untuk bisa mengenal Indonesia karena bisa bersahabat dengan teman-teman dari seluruh penjuru Indonesia," pungkas Tito.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9416 seconds (0.1#10.140)