BPBD Jabar Siaga, Waspadai Bencana Tanah Longsor dan Banjir

Rabu, 30 Oktober 2019 - 15:09 WIB
BPBD Jabar Siaga, Waspadai Bencana Tanah Longsor dan Banjir
Banjir setiap tahun merendam kawasan Bandung selatan. Foto/SINDO/Dok
A A A
BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan terjadi pada awal November 2019. Provinsi Jawa Barat dikenal sebagai wilayah rawan bencana alam tanah longsor dan banjir.

Untuk mengantisipasi bencana alam tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar menyiapsiagakan segala sumber daya baik peralatan maupun personel.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jabar Adwin Singarimbun mengatakan, menghadapi musim hujan, pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan BPBD kota dan kabupaten untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

"BPBD Jabar mengingatkan kepada BPBD kota dan kabupaten untuk menyiagakan peralatan dan sumber daya manusia atau personel guna menghadapi bencana alam yang kemungkinan akan terjadi selama musim hujan," kata Adwin.

Adwin mengatakan, kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus dilakukan BPBD kota/kabupaten karena mereka yang terdekat dengan wilayah rawan bencana. BPBD daerah juga didorong melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk relawan dalam mengantisipasi bencana alam.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk turut serta mengantisipasi bencana. Misalnya, jika ada saluran air yang tersumbat, mari gotong royong membersihkannya agar aliran air lancar sehingga tak menimbulkan bencana banjir. Bencana alam ini kan masalah yang harus dihadapi bersama-sama, tidak bisa parsial," ujar Adwin.

Disinggung jumlah personel, Adwin menuturkan, BPBD Jabar memiliki tenaga Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) 50 personel dan 65 ASN. Sedangkan personel se-Jawa Barat bisa mencapai ratusan personel.

"Belum lagi kami dibantu personel penanggulangan bencana dari Polri dan TNI, serta relawan. Alhamdulillah, gerakan relawan di Jabar sangat luar biasa sekali," tutur dia.

Adwin mengungkapkan, selama musim hujan Jawa Barat sangat rawan bencana alam tanah longsor dan banjir. Untuk daerah rawan tanah longsor sebagian besar berada di Jabar bagian tengah dan selatan.

Seperti Kota/Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Ciamis, Banjar, Sumedang, Garut, Kabupaten Bandung. "Kota Bandung ada titik rawan longsor, seperti Cidadap. Tapi sebagian besar masuk wilayah Kabupaten Bandung. Namun dampaknya memang ke kota. Seperti kejadian di Jatihandap beberapa waktu lalu," ungkap Adwin.

Sementara daerah rawan banjir, pungkas Adwin, terdapat di wilayah selasan Bandung, seperti Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, dan Majalaya. Selain itu, wilayah utara, seperti Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Sedangkan di wilayah barat, seperi Karawang, Kota dan Kabupaten Bekasi.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Polda Jabar memiliki satuan dari Sabhara dan Brimob yang nanti bergabung BPBD kabupaten/kota untuk mengantisipasi dan menanggulagi bencana alam yang mungkin terjadi pada musim hujan. "Kami menyiapkan satuan tugas (satgas) kebencanaan yang akan bergabung dengan BPBD," kata Truno.

Truno mengemukakan, selain personel Sabhara dan Brimob yang memiliki komptensi dalam penanggulangan bencana, Polda Jabar juga menyiapkan sarana prasarana atau peralatan. Seperti perahu karet, gergaji mesin pemotong kayu, dan perlengkapan taktis serta teknis lainnya. "Untuk jumlah personel, tergantung situasi dan kondisi, jadi menyesuaikan," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.0178 seconds (0.1#10.140)