Dedi Mulyadi Ajak Warga Bersih-bersih Sungai Cilamaya di Hari Sumpah Pemuda

Selasa, 29 Oktober 2019 - 00:47 WIB
Dedi Mulyadi Ajak Warga Bersih-bersih Sungai Cilamaya di Hari Sumpah Pemuda
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi bersama warga sama-sama membersihkan Sungai Cilamaya dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2019). Foto/Dok.Dedi Mulyadi
A A A
BANDUNG - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menjadikan Hari Sumpah Pemuda sebagai momentum untuk mengajak warga bersih-bersih Sungai Cilamaya, mulai dari hulu hingga hilir lewat Gerakan Cilamaya Herang.

Gerakan tersebut dimulai dari wilayah Jembatan Cilamaya di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta yang juga merupakan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Subang. Dedi bersama warga turun langsung membersihkan sampah yang mengotori aliran sungai yang melintasi tiga kabupaten tersebut.

Dalam kesempatan itu, Dedi mengatakan, Hari Sumpah Pemuda jangan hanya diperingati lewat kegiatan seremonial, namun diperlukan sikap nyata yang harus dilakukan, di antaranya dengan membersihkan aliran sungai.

"Ada hal-hal nyata yang harus dilakukan, di antaranya pengelolaan sungai. Saya konsen ke (Sungai) Cilamaya karena memiliki peran sangat vital bagi kehidupan masyarakat Subang, Purwakarta, dan Karawang. Sekarang masyarakat diajak bersama-sama membersihkan Sungai Cilamaya," tutur Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (28/10/2019).

Ke depan, lanjut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini, harus ada regulasi dalam pengelolaan sampah, terutama di wilayah pedesaan, termasuk di wilayah sekitar aliran sungai.

Selain mendorong industri yang berdiri di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cilamaya untuk membangun instalasi pengolahan air limbah (Ipal) komunal, Dedi pun akan mendorong regulasi pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat, khususnya di pedesaan.

Regulasi dan saran yang akan didorongnya terkait pengelolaan sampah di desa dengan bantuan dana desa. Menurut Dedi, hal tersebut harus didorong, apalagi membangun kesadaran masyarakat dalam lingkungan kini cukup sulit.

"Apabila kepala desa belum memiliki pengelolaan sampah dengan baik, maka akan menjadi penilaian ke depannya. Jadi, nanti saya usulkan ada regulasi terkait kewajiban memanfaatkan dana desa untuk pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing," jelas Dedi.

Menurut Dedi, jika kepala desanya belum bisa membuat sistem pengelolaan sampah, hal itu dapat menjadi penilaian dalam pemberian bantuan dana desa, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

"Kalau enggak dipaksa model begitu, susah, ya kita paksa saja agar dana bantuan desa bisa membangun peradaban manusia," tegasnya.

Dedi melanjutkan, makna Sumpah Pemuda yang terkandung dalam tiga butir Sumpah Pemuda salah satunya adalah persatuan. Menurut dia, persatuan tersebut harus diwujudkan, salah satunya menyatu dengan alam.

"Persatuan Indonesia artinya bahwa bersatu dengan ke-Indonesiannya. Bersatu dengan sungainya, bersatu dengan sawah, hutan, gunung, dan laut. Itu tidak boleh dipisahkan karena selama ini kita terpisah," tandasnya.

Warga Desa Cipinang, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Asep yang turut serta membersihkan Sungai Cilamaya mengaku, antusias mengikuti kegiatan yang digagas oleh Dedi Mulyadi ini. Pasalnya, kata dia, baru kali ini masyarakat turun langsung bersama-sama membersihkan Sungai Cilamaya.

"Tadi bawa cangkul, ya apresiasi dong soalnya kan ini kegiatan positif," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9798 seconds (0.1#10.140)