Tolong, Warga Desa Cilame Butuh Bantuan Air Bersih

Senin, 28 Oktober 2019 - 20:14 WIB
Tolong, Warga Desa Cilame Butuh Bantuan Air Bersih
Warga beberapa desa di KBB mengalami krisis air bersih. Hal ini antara lain terjadi di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah. Akibatnya banyak warga yang membutuhkan bantuan karena selama ini mereka harus membeli air galon. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Ratusan warga enam RW di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat sebulan terakhir mengalami krisis air bersih. Kondisi tersebut membuat sebagian warga terpaksa harus membeli air galon untuk keperluan memasak.

Bahkan, ada juga warga yang harus 'mengungsi' ke masjid terdekat hanya untuk sekadar bisa ikut mandi. "Sudah hampir sebulan terakhir ini warga di RW saya mengalami kesulitan air bersih. Mereka terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air galon. Dari total 690 KK yang benar-benar krisis dan perlu bantuan air bersih ada sekitar 150 KK," kata Ketua RW 5 Kampung Simpati, Desa Cilame, Ondi Mangkubumi kepada SINDOnews, Senin (28/10/2019).

Menurutnya, kemarau tahun ini dinilai paling parah karena tahun-tahun sebelumnya tidak pernah warga di wilayahnya kesulitan air bersih. Bukan hanya warga di permukiman biasa, di beberapa kompleks perumahan yang bersebelahan dengan RW-nya juga mengalami hal serupa. Dirinya berharap ada bantuan segera dari Pemda KBB untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakatnya.

Salah seorang warga, Ermanto mengaku, sumur di rumahnya sudah mengering sejak sebulan lalu. Untuk kebutuhan air sehari-hari seperti masak dan mencuci, dirinya menyiapkan delapan galon air yang dibelinya. Secara ekonomi, kondisi itu jelas memberatkan karena ada cost yang harus dikeluarkan. "Jelas berat karena air jadi harus beli. Saya sendiri kalau mau mandi pagi atau sore ikut ke masjid yang dekat rumah," kata warga Kompleks Perumahan GBR 2, Cilame ini.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Cilame Asep Herman mengaku, telah banyak menerima keluhan soal krisis air bersih yang menimpa warga. Berdasarkan data tercatat ada enam RW yang benar-benar kondisinya krisis air, yakni di RW 11, 12, 13 Kampung Cibodas, Kampung Ciwantani RW 17, serta RW 5 dan 3 Kampung Simpati. Termasuk air PDAM ke kantor desa juga sering tidak ngocor sehingga kalau staf desa ingin air terpaksa pulang atau ke masjid yang dekat kantor desa.

Untuk di RW 11 tercatat ada 518 KK yang butuh bantuan air, kemudian di RW 12 ada 354 KK, RW 13 ada 200 KK, RW 17 ada 450 KK, serta RW 5 dan 3 ada lebih dari 150 KK. Dia mengakui dampak kemarau tahun ini memang dirasakan yang paling berat oleh warga, terutama di enam RW tersebut. Suplai air bersih dari PDAM Tirta Raharja maupun BUMD KBB, PT PMgS ke pelanggan yang ada di wilayah Cilame juga tidak bisa diandalkan, kalaupun ngalir intensitasnya kecil.

Bukan hanya di perkampungan, lanjut dia, warga di Kompleks Bukit Permata Blok A dan GBR 3 juga merasakan sulitnya mendapatkan air bersih. Kondisi wilayah yang berada di dataran tinggi membuat sumur dengan kedalaman 30-40 meter juga belum tentu ada airnya. Atas kondisi itu, pihaknya sudah membuat surat yang dilayangkan ke BPBD KBB untuk meminta suplai dan dikirim air bersih melalui truk tengki.

"Pernah suatu ketika saat kegiatan rutin Majelis Taklim Muslimah (MTM) tingkat desa yang hadir jumlahnya sedikit, ternyata banyak ibu-ibu yang absen karena tidak bisa mandi karena air tidak ada. Itu kan sangat ironis, makanya kami minta ini jadi perhatian Pemda KBB untuk segera mengirimkan bantuan air bersih karena Cilame sudah darurat air bersih," tuturnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3918 seconds (0.1#10.140)