Ajip Rosidi Apresiasi Kreativitas Warga Tanah Kelahirannya Jatiwangi

Senin, 28 Oktober 2019 - 16:26 WIB
Ajip Rosidi Apresiasi Kreativitas Warga Tanah Kelahirannya Jatiwangi
Sastrawan besar kelahiran Jatiwangi, Majalengka, Ajip Rosidi. Foto/Koleksi JaF
A A A
MAJALENGKA - Sastrawan besar Tanah Air, Ajip Rosidi mengaku tidak terlalu mengetahui pelaku kreatif di daerah kelahirannya, Kecamatan Jatiwangi, dengan memanfaatkan genting.

Ajip mengatakan, selama ini tahu genting hanya digunakanuntuk atap rumah. Ternyata di tangan seninam Jatiwangi, genting yang terbuat dari tanah liat itu bisa menjadi alat musik.

"Saya orang Jatiwangi, tapi nggak tau kalau genting bisa digunakan untuk yang lain. Makanya saya datang dalam acara ini," kata Ajip saat menghadiri acara pembukaan Pameran Indonesia Contemporary Ceramic Biennale (ICCB) di Jatiwangi art Factory (JaF), Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Minggu (27/10/2019) malam.

Ajip Rosidi Apresiasi Kreativitas Warga Tanah Kelahirannya Jatiwangi


Dalam kesempatan itu, Ajip juga sempat menyaksikan penampilan musik dengan iringan alat musik terbuat dari genting yang dibawakan oleh Grup Musik LAIR. "Musiknya ya sama seperti musik lainnya, tapi ini ada gentengnya," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Ajip juga mengapresiasi proses kreatif yang dilakukan masyarakat Jatiwangi. Menurut dia, Indonesia saat ini terbilang minim orang yang melakulan proses kreatif. "Saya bergembira bahwa ada orang-orang kreatif di Jatiwnagi. Di Indonesia jarang yang kreatif," tutur Ajip.

Ajip mengungkapkan, mencari pujian dari atasan saat ini masih cukup popular di kalangan masyarakat. Sayangnya, pencarian atas pujian itu dilakukan dengan mengesampingkan kualitas.

"Maunya jadi orang baik, orang baik-baik itu dipuji atasan. Padahal yang penting itu prestasi, apa yang kita buat. Indonesia ini sampai sekarang prosedur untuk menilai orang baik atau tidak itu, tidak jelas. Sekarang ini, hubungan pribadi masih sangat menentukan, bukan dari prestasinya," ungkap dia.

"Saya umur 17 tahun sudah memutuskan untuk jadi pengarang. Saya pikir jadi pengarang tidak perlu punya ijazah. Saya katakan kepada guru, tidak akan ikut ujian karena saya akan buktikan bisa hidup tanpa ijazah," pungkas Ajip.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.3892 seconds (0.1#10.140)