Polisi Duga Ada Kelalaian dalam Kasus Terbakarnya Pipa Pertamina di Cimahi

Senin, 28 Oktober 2019 - 15:21 WIB
Polisi Duga Ada Kelalaian dalam Kasus Terbakarnya Pipa Pertamina di Cimahi
Wadir Reskrimsus Polda Jabar AKBP Hari Brata (tengah). Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jabar menemukan dugaan kelalaian dalam kasus meledak dan terbakarnya pipa penyalur bahan bakar minyak (BBM) Pertamina di Kampung Mancong, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi pada Selasa 22 Oktober 2019 lalu.

Indikasi kelalaian itu diperoleh setelah penyidik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan saksi baik karyawan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) maupun masyarakat sekitar.

Hasilnya, penyidik menemukan fakta sebelum kejadian, pekerja proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tengah memasang pilar atau tiang pancang menggunakan alat berat crane.

Lantaran ada dugaan kelalaian, pilar tersebut menyentuh pipa penyalur BBM jenis Pertamina Dex milik Pertamina. Akibat benturan, pipa BBM tersebut pecah lalu meledak dan terbakar.

Operator crane, Li Xuangfeng warga negara asing (WNA) asal China tewas di lokasi kejadian karena terkena ledakan dan terbakar. Sedangkan pekerja lain berhasil menyelamatkan diri.

Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jabar AKBP Hari Brata mengatakan, penyidik memeriksa 10 saksi yang merupakan karyawan PT KCIC, dua di antaranya merupakan WNA asal China. Selain itu, petugas juga meminta keterangan dari pihak Pertamina dan warga sekitar.

Dari hasil pemeriksaan, kata Hari, ada dugaan kelalaian dalam peristiwa tersebut. Pertamina mengaku menjadi korban karena tidak ada koordinasi dari PT KCIC terkait pengerjaan proyek KCJB pada hari itu (Selasa 22 Oktober 2019).

"Sementara itu (dugaan kelalaian) ya," kata Hari ditemui di Mako Ditreskrimsus Polda Jabar, Senin (28/10/2019).

Dia mengemukakan, penyidik mengamankan barang bukti alat berat yang digunakan untuk melakukan pengeboran dan pemasangan pilar proyek pembangunan KCJB.

Sampai saat ini, ujar dia, warga diimbau tidak mendekat ke lokasi kejadian karena masih terdapat minyak Pertamina yang mudah terbakar. "Belum boleh (mendekat). (Lokasi kejadian) masih tertutup karena masih ada minyak yang mudah terbakar," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.7688 seconds (0.1#10.140)