Kolaborasi Seni Buhun Tutup Pagelaran Coklat Kita NJP 2019

Minggu, 27 Oktober 2019 - 14:20 WIB
Kolaborasi Seni Buhun Tutup Pagelaran Coklat Kita NJP 2019
Talent Coklat Kita Napak Jagat Pasundan (NJP) saat tampil di Lapangan Makorem 062/Tn Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/10/2019) malam. Foto/Dok. Jabar.SINDOnews
A A A
GARUT - Kolaborasi pertunjukkan seni buhun menjadi tontonan spesial pada pertunjukan penutup Coklat Kita Napak Jagat Pasundan (NJP) tahun 2019 di Lapangan Makorem 062/Tn Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/10/2019) malam.

Kolaborasi Seni Buhun Tutup Pagelaran Coklat Kita NJP 2019


Salah satunya, kolaborasi antara tari Topeng Wuwung Kawangi bersama Ega Robot. Penampilan tari topeng ini spesial lantaran mengangkat seni tradisi dari Majalengka, yang selama ini nyaris tak terdengar gaungnya. Begitupun kolaborasi rampak kendang dan kecapi suling yang tak kalah memukau penonton.

"Spesialnya, kami hadirkan tarian dari Majalengka yang sangat buhun dan itu bisa dinikmati warga Garut. Harapan kami, NJP di Garut ini bisa nenjadi pengobat rindu bagi mayarakat atas pertunjukan seni tradisi," kata perwakilan Coklat Kita Tries Pondang.

Menurut dia, NJP tak hanya hadir sebagai tontonan, tetapi juga ajang mengangkat para pegiat budaya daerah di Jawa Barat kepada generasi masa kini. Mengusung konsep perpaduan seni buhun dan modern, diharapkan dapat merangkul generasi muda tetap kenal akan seni budaya sendiri.

Diakui dia, Coklat Kita NJP di Garut menjadi pertunjukan pamungkas NJP tahun ini. Sebelumnya, pertunjukan ini hadir di dua titik, yaitu Lembang dan Subang mewakili beberapa kawasan di Jawa Barat. Pertunjukan NJP di Garut merupakan puncak dari proses panjang penjaringan sanggar dan pegiat seni di Jabar yang hadir di puluhan titik.

"Respons mayarakat terhadap pagelaran NJP tahun ini sangat positif, terutama dari pemerintah daerah setempat. Mereka sangat mengapresiasi langkah kita mengangkat budaya daerah, termasuk antusiasme pegiat seni di daerah yang jumlahnya sangat banyak," tutup Tries.

Kolaborasi Seni Buhun Tutup Pagelaran Coklat Kita NJP 2019


NJP di Garut sendiri melibatkan sanggar atau paguron dari lima kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran. Total terdapat delapan talent budaya terpilih dari 42 sanggar dan paguron.

Mereka yang terpilih dan tampil di antaranya Pondok Olah Seni Tari Kota Intan (Garut), Celentung Selaawi (Garut), Saung Seni Raksaguna (Garut), Ismaya Production (Sumedang), Sanggar Seni Sunda Rancage (Malalengka), Sanggar Mayang Binangkit (Kota Tasikmalaya), Calung Moncal (Tasikmalaya), dan Sanggar Ligar Munggaran (Pangandaran).

Mereka tampil bersama talent andalan NJP, seperti Dodi Kiwari, Calung NJP, Ega Robot Ethnic Percussion, Jimbot and Friend, Sandrina, dan musisi Sunda Doel Sumbang.

Salah satu talent yang membawakan tarian Jaipong, Sandrina mengatakan, tahun ini dia terlibat tampil di NJP menghadirkan kolaborasi tarian jaipong.

"Selama ikut NJP, saya mendapat pengalaman banyak dengan kondisi penonton yang berbeda. Harapan saya, acara ini makin sukses dan menginspirasi generasi sekarang untuk memperkenalkan tarian tradisonal," kata dia.

Talent lainnya dari Majalengka, Aceng Hidayat mengatakan, dia bersyukur bisa mempertontonkan tari Topeng wuwung kawangi. Ajang ini sangat mengapresiasi, mengangkat seni tradisi untuk tampil bersama pegiat seni lainnya seperti Ega Robot dan Doel Sumbang.

Bagi dia, NJP adalah bentuk apresiasi terhadap seniman daerah. Dia bersyukur bisa lolos proses seleksi di daerah dan mengangkat seni tradisi Majalengka.

Kolaborasi Seni Buhun Tutup Pagelaran Coklat Kita NJP 2019


Seirama dengan pegiat seni daerah, Ega dari Ega Robot Percussion mengaku bersyukur bisa berkolaborasi dengan seniman daerah. Bagaimana mengangkat harkat martabat mereka sehingga nilai seni yang dilestarikannya jauh lebih dikenal mayarakat luas.

"Harapan kami, tahun depan ada peningkatan di program, misalnya talent yang tampil perut bukan, masuk ke dapur rekaman. Karena di era saat ini, orang harus punya dokumentasi dan promosi," kata dia, singkat.

Yoga, perwakilan EO Enam Communication yang merupakan panitia NJP mengatakan, konsep NJP 2019 luar biasa karena merupakan pengembangan dari sebelumnya dimana NJP lebih menggali potensi sanggar yang ada di daerah. Menurut dia, tantangannya memang besar, tapi pihaknya bersyukur NJP bisa berjalan sesuai harapan.

Menurut dia, NJP 2019 telah menginjak periode ketujuh sejak digelar pada 2013 lalu. NJP awalnya mengusung konsep kenalkan budaya, kini jadi konsep sadulur sagalur yang mengolaborasikan seni tradisonal dan modern.

"Ada ratusan titik yang sudah kami datangi untuk menjaring sanggar dan pegiat seni di daerah, kemudian diperkenalkan kepada publik. Kami akan terus lakukan perbaikan untuk NJP tahun depan," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1462 seconds (0.1#10.140)