Kemarau Panjang, Purwakarta Berpotensi Kehilangan 3.000 Ton Padi

Jum'at, 25 Oktober 2019 - 14:26 WIB
Kemarau Panjang, Purwakarta Berpotensi Kehilangan 3.000 Ton Padi
Areal persawahan di Kecamatan Plered mengalami kekeringan. Padahal, saat ini sudah memasuki jadwal tanam. Namun, hujan yang tak kunjung datang membuat jadwal tanam terganggu. Foto/SINDOnews/Asep Supiandi
A A A
PURWAKARTA - Kabupaten Purwakarta berpotensi kehilangan lebih dari 3.000 ton padi akibat kemarau panjang. Sejumlah areal persawahan yang didera kekeringan dan fuso menjadi penyumbang terbesar dari potensi kehilangan tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta Agus Rachlan Suherlan mengatakan, kemarau panjang yang terjadi saat ini cukup berdampakterhadap areal persawahan, termasuk produksi padi. Dari semua areal persawahan Kabupaten Purwakarta, seluas 567 hektare mengalami fuso. Asumsi produksinya mencapai 3.000 ton lebih.

“Tidak hanya berpengaruh pada produksi padi, jadwal tanam pun menjadi terganggu. Kami harus berupaya keras agar potensi lost ini tidak mempengaruhi produksi padi Purwakarta secara umum yang selalu surplus,” kata Agus kepada SINDOnews, Jumat (25/10/2019).

Dia mengemukakan, beberapa antisipasi dilakukan dengan mengoptimalkan sumber-sumber air lokal, seperti aliran sungai yang debit airnya memadai dan embung-embung air dan bekas galian C.

Selain melaksanakan program Gowah (padi gogo di sawah). Program ini berupa penanaman padi gogo di sawah yang polanya langsung tebar tanpa melalui persemaian.

“Padi gogo itu kan biasanya ditanam di darat. Saat ini kita upayakan ditanam di sawah. Hal ini kami lakukan untuk mengisi potensi kehialangan produksi padi,” ujar Agus.

Dia menjelaskan, jumlah area sawah di Kabupaten Purwakarta yang beririgasi seluas 18.000 hektare dan 7.000 hektare sawah tadah hujan.

Sementara untuk luas tanam, ditargetkan seluas 40.000 hektare di akhir tahun. “Kami optimistis karena luas tanam dari Januari hingga Oktober sudah mencapai 30.000 hektare,” tutur dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5021 seconds (0.1#10.140)