Kontribusi Grab Terhadap Perekonomian Bandung Capai Rp10,1 Triliun

Kamis, 24 Oktober 2019 - 17:00 WIB
Kontribusi Grab Terhadap Perekonomian Bandung Capai Rp10,1 Triliun
Hasil survei menunjukkan dampak ekonomi Grab di Bandung mencapai Rp10,1 triliun. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Kontribusi Grab terhadap perekonomian di Kota Bandung diklaim mencapai Rp10,1 triliun pada 2018. Angka tersebut diperkirakan bakal terus meningkat, seiring naiknya minat masyarakat terhadap transportasi dan pemesanan makanan secara online.

Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengatakan, survei yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Di Kota Bandung, kontribusi Grab terhadap perekonomian mencapai Rp10,1 triliun pada 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan Grab Bike dengan nilai Rp4,59 triliun.

Di posisi kedua, Grab Food dengan nilai kontribusi Rp3,76 triliun. Grab Bike dan GrabCar juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja di Kota Bandung. Di mana, sebelum bermitra dengan Grab, 38% mitra Grab Bike dan 39% mitra Grab Car tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali.

"Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang. Kami, Grab, ingin membangun sebuah platform inklusif. Telah menjadi komitmen kami untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di setiap negara," kata Tri dalam Diskusi Dampak Grab bagi Perekonomian di Courtyard by Marriott, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Kamis (24/10/2019).

Secara nasional, ujar dia, survei yang dilakukan di lima kota besar tersebut, dapat diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional sebesar Rp48,9 triliun.

Kontribusi ekonomi nasional itu didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja. Dari data terlihat bahwa 32% mitra GrabBike dan 24% mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.

"Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen Kudo individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp16,4 triliun pada 2018," ujar dia.

Tri menuturkan, dalam laporan Dampak Sosial Grab 2018-2019 yang diluncurkan pada 24 September, diestimasi kontribusi Grab mencapai USD 5,8 miliar (Rp 81,5 triliun) terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan hingga Maret 2019.

Dampak sosial Grab tampak pada dua aspek. Salah satunya, pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM). Di mana 1,7 juta UKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertama mereka.

Peneliti Ekonomi Tenggara Strategies Lionel Priyadi mengungkapkan, formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.

Melalui riset ini, bisa terlihat Grab memberikan peluang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Bandung, untuk mengambil peran dalam ekonomi digital.

"Pertumbuhan ekonomi ini harus bisa dinikmati oleh setiap orang dari berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari bisnis-bisnis skala kecil hingga masyarakat umum. Satu-satunya cara kita semua dapat meraih kesuksesan adalah dengan memastikan setiap pihak benar-benar menjalankan fungsinya," ungkap Lionel.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1121 seconds (0.1#10.140)