Balai Besar Keramik Bentuk MKI, Wujudkan Industrialisasi Hasil Riset

Rabu, 23 Oktober 2019 - 20:04 WIB
Balai Besar Keramik Bentuk MKI, Wujudkan Industrialisasi Hasil Riset
Kepala BBK Gunawan menerangkan terobosan guna mewujudkan industrialisasi hasil riset terkait produk-produk keramik dan kaca. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Balai Besar Keramik (BBK) membuat terobosan untuk mewujudkan industrialisasi hasil riset terkait pengembangan produk-produk keramik dan nano material lewat pembentukan Masyarakat Keramik Indonesia (MKI).

Terobosan tersebut dilakukan menyusul masih minimnya hasil riset yang dilirik dunia industri. Padahal, hasil riset tersebut berpotensi besar dikembangkan dunia industri untuk menghasilkan produk-produk keramik, termasuk produk nano material yang berkualitas.

Melalui MKI, BBK yang berada di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia (RI) itu akan mewadahi para akademisi dan pihak industri, serta pihak-pihak terkait lainnya demi mempercepat proses komersialisasi hasil riset tersebut.

"MKI ide awalnya untuk menjembatani hasil riset, khususnya dalam bidang keramik dengan industri, sehingga diharapkan akan mempercepat proses komersialisasi atau hiliriasi hasil riset itu untuk industrialisasi," kata Kepala BBK Gunawan di sela Seminar Nasional Keramik XVIII dan Seminar Nasional Bahan dan Barang Teknik di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (23/10/2019).

Gunawan mengemukakan, MKI bakal menjadi jembatan antara akademisi, pihak industri, dan masyarakat terkait lainnya dalam mewujudkan industrialisasi hasil riset. Melalui MKI, para pihak tersebut juga diharapkan dapat lebih mudah berkomunikasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

"Melalui MKI, para pihak terkait, dalam hal ini akademisi dan industri dapat mengetahui apa yang mereka butuhkan karena selama ini, bisa jadi periset tidak tahu apa yang dibutuhkan oleh industri, sehingga hasil riset belum dilirik industri," ujar dia.

Meski begitu, Gunawan menuturkan, industrialisasi hasil riset menyaratkan bahwa hasil riset harus memenuhi indikator yang diukur melalui Technology Readiness Level (TRL) dari 1 hingga 9. Hasil riset yang layak diaplikasikan di dunia industri berada di level 7-9.

"TRL menjadi indikator kesiapan teknologinya. Jadi, kalau tingkat TRL 1-4 masih riset-riset dasar, kemudian 4-6 terapan, dan 7-9 itu semestinya sudah bisa secara teknologi bisa diaplikasikan di industrinya," tutur Gunawan.

Gunawan mengungkapkan, saat ini, salah satu hasil riset yang dinilainya layak dikembangkan dunia industri, yakni bone ash syntetic untuk pembuatan gigi palsu hingga tableware.

"Kami sudah punya beberapa hasil riset yang TRL-nya 7-8, seperti bone ash syntetic untuk gigi, untuk silika presipitasi, dan lain-lain. Tapi kan untuk komersialisasi itu butuh modal dan juga pasar," ungkap dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1186 seconds (0.1#10.140)