Puslabfor Mabes Polri Kumpulkan Bukti di TKP Terbakarnya Pipa Pertamina

Rabu, 23 Oktober 2019 - 19:12 WIB
Puslabfor Mabes Polri Kumpulkan Bukti di TKP Terbakarnya Pipa Pertamina
Tim Puslabfor Mabes Polri sedang mengambil sampel bukti dan mengumpulkan data di lokasi terbakarnya pipa Pertamina di Kampung Mancung, Melong, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Rabu (23/10/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
CIMAHI - Tim Pusat Labolatorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi terbakarnya pipa Pertamina, Kampung Mancong RT 02/01, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Rabu (23/10/2019) sore.

Tim Puslabfor diketuai oleh Kompol Karya Wijayadi dan beranggotakan tiga orang, Iptu Tatang Kukuh, Ipda Ade Jodi, dan Bripda Rangga Tri Permana.

Mereka tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 15.00 WIB dan langsung melakukan investigasi didampingi jajaran Polres Cimahi dan Polsek Cimahi Selatan.

Pantauan SINDOnews di lokasi, tim Puslabfor Mabes Polri melakukan pemeriksaan awal di titik yang menjadi pusat lokasi kebakaran. Lokasi yang disinyalir menjadi tempat dilakukannya pengeboran bagi tiang pancang itu tepat berada di trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Pipa berisi BBM jenis Pertamina DEX itu diduga bocor setelah terhantam saat dilakukan pengeboran oleh pekerja. "Kami mengumpulkan bukti dulu, terus data teknis. Masih diperiska. Nanti ada waktu khusus (dijelaskan)," kata Kompol Karya Wijayadi seusai melakukan olah TKP.

Karya mengemukakan, tim telah mengambil sampel berupa cairan BBM untuk dilakukan observasi. Setelah itu, tim meminta keterangan dari pihak PT Pertamina.

Data-data itu kemudian dikumpulkan lalu diperiksa sebagai bahan observasi awal. Sehingga dirinya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait hasil pemeriksaan, termasuk penyebab pasti apa yang menjadi pemicu kebakaran tersebut.

Sementara itu sebagian tumpahan BBM dari pipa Pertamina yang terbakar menyebabkan sawah warga di sekitar lokasi menjadi tercemar.

Padahal ada sebagian sawah itu yang baru ditanami bibit padi, sehingga karena terkena tumpahan BBM jenis solar (DEX) maka dipastikan air di areal sawah menjadi tidak hygienis. Kondisi itu dikeluhkan oleh pemilil sawah karena mereka pasti mengalami merugian karena tidak bisa panen.

"Luas area sawah saya sekitar 100 tumbak dan baru ditanami tiga minggu lalu. Kalau kondisinya kaya gini jelas saya rugi karena padi jadi tidak tumbuh maksimal karena tercemar," kata Saripudin (50).

Kondisi sama juga dirasakan oleh Jajang (46) yang harus kehilangan mobil Daihatsu Zebra Espass nomor polisi D 1323 NF. Mobil milik Jajang rusak akibat terpapar api di bagian samping dan belakang sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Saat kejadian, mobil tersebut terparkir sejauh 100 meter dari pusat kebakaran pipa Pertamina. Tapi karena terkena radiasi panas akibat besarnya kobaran api dari kebakaran itu, mobil milik Jajang rusak.

"Mobil saya gosong. Semoga saja diganti karena tidak bisa dipakai lagi," kata Jajang sambil menyebut waktu beli mobil itu seharga Rp30 juta.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2468 seconds (0.1#10.140)