PTDI Kirimkan Satu Unit Pesawat NC212i Pesanan Thailand

Selasa, 22 Oktober 2019 - 16:16 WIB
PTDI Kirimkan Satu Unit Pesawat NC212i Pesanan Thailand
Pesawat NC212i buatan PTDI. Foto/Dokumentasi Humas PTDI
A A A
BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengirimkan satu unit dari dua pesawat NC212i pesanan Ministry of Agriculture and Cooperatives (MOAC) Thailand. Dengan adanya pengiriman itu, Thailand menjadi negara kedua terbanyak menggunakan pesawat PTDI.

Manajer Komunikasi Perusahaan & Promosi PT Dirgantara Indonesia (Persero) Adi Prastowo mengatakan, pesawat tersebut dikirimkan dengan cara diterbangkan dari Bandung ke Thailand.

"Ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kontrak pengadaan dua unit pesawat terbang NC212i yang telah dilaksanakan pada 17 Maret 2017 lalu. Dengan pengiriman ini, tersisa satu unit lagi. Rencananya segera diserahterimakan pada akhir tahun ini," kata Adi melalui siaran persnya, Selasa (22/10/2019).

Menurut dia, pesawat terbang NC212i ini dapat digunakan sebagai passenger transport, VIP, cargo, rain making, troop/paratroop transport, dan medical evacuation.

Fungsi ini dapat dipasang bergantian sesuai kebutuhan operasional MOAC Thailand.Pesawat NC212i merupakan pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan kapasitas 28 penumpang. Pesawat ini memiliki ramp door, kabin luas di kelasnya.

"Dilengkapi sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil," ujar dia.

Pesawat NC212i tersebut, tutur Adi, telah sepenuhnya dikerjakan oleh PTDI. Artinya, PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang saat ini memproduksi pesawat NC212i.

PTDI telah berhasil memproduksi pesawat NC212 sebanyak 114 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri, dari total sebanyak 585 unit populasi pesawat NC212 series di dunia.

Operator dalam negeri yang menggunakan pesawat NC212 series adalah TNI AU, TNI AD, TNI AL, Kepolisian, BPPT. Dimana pesawat NC212 series tersebut digunakan untuk pesawat angkut sipil, militer dan Maritime Surveillance Aircraft (MSA).

Sedangkan operator luar negerinya adalah negara Thailand untuk pesawat angkut militer dan modifikasi cuaca (rain making), Filipina dan Vietnam untuk pesawat angkut militer.

"Di pasar ekspor, Thailand merupakan customer kedua yang paling banyak membeli pesawat terbang buatan PTDI karena dianggap sesuai dengan medan dan kebutuhan pertahanan mereka. Selain itu, letak geografis Thailand yang dekat dengan Indonesia mempermudah kegiatan dukungan purna jual (after sales support)," tutur Adi.

Sejak 1978 hingga saat ini, total pesawat terbang yang telah dibeli Thailand mencapai delapan unit. Dimulai pada 1978, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MoAC) Thailand membeli sebanyak dua unit pesawat terbang NC212.

Kemudian pada 1980 membeli NC212 sebanyak dua unit dan 1982 membeli lagi satu unit pesawat terbang NC212 produksi PTDI.

Pada 1999, Ministry of Agriculture and Cooperatives (MoAC) Thailand membeli dua unit CN235 Military Transport. Thailand juga membeli pesawat terbang C212-400 untuk melakukan hujan buatan (rain making), pada tahun 2015.

Lebih lanjut dia menjelaskan, prospek industri pesawat terbang saat ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar, terutama di pesawat komersial. Adapun kebutuhan pesawat NC212i dunia untuk 10 tahun ke depan diperkirakan 255 unit.

PTDI akan meningkatkan kapasitas produksi pesawat NC212i yang semula empat pesawat per tahun, menjadi enam pesawat per tahun.

Target itu akan dimulai pada tahun depan untuk memenuhi target kebutuhan NC212i selama 10 tahun ke depan, terutama memenuhi rencana ekspansi ke Asia Pasifik dan Afrika.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7363 seconds (0.1#10.140)