Rythm of The Pines Kompetisi Musik Akustik di Tengah Hutan Pinus

Selasa, 22 Oktober 2019 - 14:58 WIB
Rythm of The Pines Kompetisi Musik Akustik di Tengah Hutan Pinus
Salah satu finalis membawakan lagu andalan dalam kompetisi musik bertajuk Rythm of The Pines Vol III di The Lodge Maribaya, Cibodas, Lembang, KBB. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Menikmati alunan musik akustik di alam terbuka dengan latar belakang gunung dan bukit yang dihiasi bentangan hutan pinus menghadirkan sensasi berbeda.

Apalagi yang tampil adalah band-band terpilih hasil seleksi dari total 51 band yang ikut kompetisi mendaftar secara online. Dalam seleksi itu, peserta wajib membawakan lagu ciptaan sendiri bertema keindahan alam.

Kompetisi musik bertajuk Rythm of The Pines Vol III itu, digelar di The Lodge Maribaya, Cibodas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (22/10/2019).

Musik yang boleh ditampilkan tidak sembarangan, karena alat musik yang digunakan semuanya akustik. Dengan alunan musik yang sudah barang tentu 'slow', aksi panggung yang ditampilkan para peserta terasa harmonis dengan latar belakang pemandangan alam.

"Kompetisi Rhythm of The Pines Vol III ini merupakan bentuk konsistensi kami dalam mendukung bidang musik, khususnya perkembangan musik akustik di Tanah Air.

Musik ber-genre akustik dipilih, karena bagi kami musik akustik sangat cocok jika didengarkan bahkan dimainkan di tengah-tengah hutan pinus yang sejuk seperti ini," kata Director The Lodge Group Heni Smith saat ditemui di Pine Cafe, The Lodge Maribaya, Selasa (22/10/2019).

Heni mengemukakan, dewan juri dalam kompetisi ini sudah berpengalaman di industri musik Tanah Air dan mancanegara. Seperti Erlan (Wachdach Band), Dodo (D’cinnamons), dan Attir (Speaker First).

Dari total 20 grup finalis yang tampil akhirnya Band Irrealieste yang terdiri dari tiga personel, yaitu Nicholas, Bene, dan Ricky sebagai pemenang kompetisi.

Mereka berhak mendapatkan uang tunai senilai Rp7.500.000. Selain itu ada satu orang pemenang yang mendapatkan beasiswa seni dan budaya dari The Lodge Foundation berupa sekolah musik.

"Tidak hanya itu, pemenang juga akan mendapatkan pembuatan video recording khusus dan Liburan Seru untuk kategori pencipta lagu terbaik bersama The Lodge Maribaya," ujar dia.

Pengalaman unik diakui oleh salah satu personel grup musik Irrealieste. Menurut mereka, manggung dengan latar belakang gunung dan hutan pinus membuat mereka lebih santai saat bermusik.

Bermain musik di alam terbuka seperti ini membuat musik mereka terasa sangat klop. Sebab outdoor dengan nuansa alam maka nuansa alamnya sangat terasa terlebih dengan musik akustik sehingga harmonisasinya lebih mengena.

"Visual dan musik sangat berhubungan. Dengan visual seperti ini dan gaya musik seperti kita, pesan lirik lagu yang kita bawakan bisa mudah tersampaikan ke pendengar," ucap Nicholas.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0591 seconds (0.1#10.140)