Pertunjukan Seni Tradisi Sadulur Sagalur Sukses Hibur Warga Subang

Minggu, 20 Oktober 2019 - 14:31 WIB
Pertunjukan Seni Tradisi Sadulur Sagalur Sukses Hibur Warga Subang
Coklat Kita Napak Jagat Pasundan hadir di Alun-alun Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu 19 Oktober 2019 malam. Acara tersbeut menghadirkan delapan talent perwakilan empat daerah. Foto/Jabar.SINDOnews
A A A
SUBANG - Pertunjukan kolaborasi seni tradisi pada acara Coklat Kita Napak Jagat Pasundan (NJP) dengan tema "Sadulur Sagalur" di Alun-alun Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu 19 Oktober 2019 malam sukses digelar. Konser tersebut sukses mengolaborasikan pertunjukan seni tradisi menjadi tontonan yang menarik.

Pertunjukan Seni Tradisi Sadulur Sagalur Sukses Hibur Warga Subang


Pantauan di lapangan, ribuan penonton yang mayoritas kawula muda memenuhi lapangan tersebut sejak sore hingga malam hari. Mereka tampak larut mengikuti berbagai pertunjukan yang dibawakan talent pilihan NJP untuk wilayah Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon.

Mereka adalah delapan talent hasil pilihan dari 38 sanggar atau paguron di empat wilayah tersebut, di antaranya Grup Singa Abruk Anu Uing, Sanggar Seni Sinar Wangi, seni tari dari Sanggar Way Talatah, Pusaka Garokgek Etnik Communication, tari ronggeng, tari topeng, Calung NJP, dan lainnya.

"Dari empat kota yaitu Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon, masing masing di pilih dua perwakilan. Sebelumnya mereka mengikuti proses hariring bersama belasan talent di daerahnya," kata Perwakilan Coklat Kita RSO Bandung Tries Pondang.

Prosesnya, dimulai dengan Gunen Catur berupa kegiatan silaturahmi dan riungan dari sanggar/paguron bersama Coklat Kita dan Duta Napak Jagat Pasundan dengan konsep ngadu bako. Rangkaian kedua adalah Lembur Kuring untuk melihat penampilan sanggar. Dilanjutkan prosesi ketiga yaitu tahap latihan bersama untuk pengemasan penunjukkan yang apik dan menarik. Terakhir, jangkauan hariring yang merupakan bentuk pagelaran di depan khalayak.

Menurut dia, Coklat Kita NJP tahun ini hadir di 13 kota. NJP di tiga kota digelar dengan konsep yang lebih besar, yaitu di Lembang, Subang, dan Garut. Menurut dia, acara ini digelar sebagai komitmen untuk mengembangkan acara budaya yang hampir punah. NJP dikemas agar bisa dinikmati anak muda dan milenial.

"Talenta lokal kami beri tempat, tampil bersama talent yang sudah punya nama seperti Doel Sumbang dan Ega Robot Percussion. Mereka, kami beri panggung untuk menampilkan seni tradisi dari daerah. Harapannya, mereka terapresiasi dan mayarakat menjadi tahu akan seni di daerahnya," beber Tries.

Yang menarik, talent lokal itu tampil kolaborasi dengan Ega Robot dan penyanyi Sunda Doel Sumbang. Mereka tampil bersama di panggung besar dan megah. Sebuah apresiasi yang jarang diterima para pegiat seni tradisional.

"NJP ini memberikan ruang gerak bagi mereka, para pegiat seni di daerah untuk tampil, berkreasi, dan mengemas itu menjadi tontonan menarik. Sementara bagi saya, ini adalah etalase bagi saya agar orang bisa nonton saya. Dulu lagu lagu Sunda di era 70 an dikemas dengan sangat minimal. Tapi di panggung ini, kita diapresiasi," beber Doel Sumbang.

Menariknya, kata dia, ternyata lagu lagu sunda banyak diminati segmen milenial. Ini mematahkan anggapan bahwa lagu Sunda hanya milik kalangan tua. Namun, tertariknya kalangan muda pada NJP tak bisa dilepaskan dari kemasan acara yang disuguhkan. Sehingga mereka merasa nyaman dan sesuai dengan minat mereka.

"Ini harus dipertahankan dan dikembangkan kedepannya. Sehingga NJP semakin fariatif ke depannya. Konsep NJP ini sangat pas apalagi ada penyadaran ke anak muda tentang seni tradisional. Ini adalah gerakan yang memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi muda," imbuh Doel Sumbang yang tampil membawakan beberapa lagi hit pop Sunda.

Pertunjukan Seni Tradisi Sadulur Sagalur Sukses Hibur Warga Subang


Apresiasi juga disampaikan perwakilan talent, Saswi. Dia mengaku sudah lima tahun terlibat pada event NJP. Selama itu, dia mengaku sangat puas atas program ini karena mengangkat budaya lokal dan memberi panggung kepada mereka.

"Coklat Kita bantu sanggar dan pegiat budaya untuk tetap ada. Harapannya, acara ini bisa berlangsung terus. Ke depan, jangan hanya Coklat Kita, tapi warga juga harus sama sama mempertahankan budaya daerah kita sendiri," katanya.

Sementara itu, Perwakilan Coklat Kita DSO Subang Dedi Gumilar Mintaraja mengatakan, terselenggaranya NJP ini tak lepas dari dukungan Pemkab Subang. Mereka mempersilahkan alun alun digunakan untuk kegiatan seni budaya.

"Respons Pemkab Subang sangat luar biasa, bapak Bupati persilahkan alun alun ini dipakai. Apalagi ini NJP konteksnya budaya. Ini sesuai dengan slogan Subang Jawara dimana dalamnya ada kegiatan kebudayaan," katanya singkat.

Diketahui, NJP dikemas latar tradisional, dengan konsep bambu seperti booth, panggung, serta ornamen-ornamen pendukung lainnya. Pengunjung juga bisa menikmati booth Kaulinan Lembur, budaya, linting Anugerah Alam Indonesia, dan lainnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Subang, Agus Masykur Rosadi sangat mengapresiasi digelarnya Napak Jagat Pasundan di Alun-alun Subang. Acara tersebut, kata dia, sebagai ajang promosi kreativitas dan seni masyarakat Subang dan sekitarnya. Apalagi, para pelaku usaha mendapat tempat untuk menjajakan kuliner tradisional.

"Kami berterima kasih atas terselenggaranya acara ini di Alun alun Subang. Para seniman bisa melestarikan dan memperkenalkan kesenian ini kepada generasi muda," kata Agus yang mengaku turut menikmati pagelaran NJP hingga penghujung acara.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6612 seconds (0.1#10.140)