Investor Singapura-Malaysia Bidik Kopi Jabar di Ajang WJIS 2019

Kamis, 17 Oktober 2019 - 23:07 WIB
Investor Singapura-Malaysia Bidik Kopi Jabar di Ajang WJIS 2019
Perwakilan investor Singapura yang juga President Singapore Coffee Association, Victor Mah tengah berbincang dengan Wildan Mustofa, pemilik kebun kopi Frinsa Agrolestari di Riung Gunung, Pangalengan, Kamis (17/10/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - West Java Investment Summit (WJIS) 2019 membuka peluang seluas-luasnya bagi calon investor dari berbagai negara untuk menanamkan investasinya di Provinsi Jawa Barat.

Di antara sekian banyak peluang investasi yang bakal ditawarkan di WJIS 2019, kopi menjadi salah satu produk yang diunggulkan untuk meraih respons positif dari para calon investor.

Menjelang WJIS 2019 yang bakal dibuka Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Sabtu 18 Oktober nanti, sejumlah investor dari Singapura dan Malaysia menunjukkan ketertarikannya terhadap kopi asal Jabar.

Bahkan, mereka pun mengunjungi langsung kebun kopi dan tempat pengolahan kopi di salah satu sentra kopi Jabar di Pangalengan, Kabupaten Bandung serta bertemu dengan sejumlah petani kopi binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jabar.

Dalam kegiatan site visit dan bussiness matching itu, mereka mendapatkan penjelasan tentang proses produksi kopi mulai penanaman, panen, pengeringan, hingga penggilingan dari Wildan Mustofa, pemilik kebun kopi Frinsa Agrolestari di Riung Gunung, Pangalengan.

"Di sini (kebun Frinsa) ada tujuh varietas kopi, yaitu Linie S, Sigarar Utang, P88, Andungsari, Timtim, Kopyol, dan Borbor. Kebanyakan sudah berusia enam tahun, ditanam 2013," ujar Wildan kepada para investor, Kamis (17/10/2019).

"Kami juga tidak menggunakan metode penanaman yang lama. Kalau yang lama 2.500 pohon per hektare, (jumlah) kami bisa lebih banyak karena ditanam lebih dekat," tambahnya.

Frinsa Agrolestari sendiri memiliki lahan seluas 150 hektare dengan keunggulan sustainable coffee development dan eco friendly processing. Produk mereka pun diekspor ke berbagai penjuru dunia mulai dari Belgia, Russia, hingga Jerman, juga ke Benua Australia hingga Amerika Serikat dengan cupping score tertinggi 86,5.

Perwakilan investor Singapura yang juga President Singapore Coffee Association, Victor Mah mengaku senang bisa memenuhi undangan KPw BI Singapura untuk melihat langsung produksi kopi Jabar, khususnya di Kabupaten Bandung.

"Kami membawa serta belasan para pelaku usaha kopi di Singapura. Selain para pemilik cafe, sebagian di antaranya ada trader kopi potensial," ujar Victor.

Hal yang menjadi perhatiannya, yakni produksi kopi Jabar benar-benar memperhatikan faktor lingkungan dengan penggunaan pupuk organik dan pengolahannya yang masih tradisional. Menurutnya, hal itu harus diapresiasi di tengah isu perubahan iklim yang belakangan terus mengemuka.

"Saya harap petani sekitar sini (Pangalengan) juga terus belajar karena biasanya mereka (petani) sudah tua. Di Asia, konsumsi kopi sangat tinggi jadi ini menjadi potensi termasuk bagi Jawa Barat," katanya.

Victor yang mengaku telah berkeliling Indonesia untuk menikmati ragam kopi Nusantara ini menilai, kopi Indonesia, termasuk Jabar dapat bersaing di pasar internasional. Oleh karenanya, pihaknya pun memastikan siap bekerja sama dalam pengembangan bisnis kopi di Jabar.

"Kami juga akan menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) untuk membawa kerja sama ini ke tahap selanjutnya," katanya.

Melalui kerja sama tersebut, pihaknya berjanji akan membawa lebih banyak investor kopi ke Jabar dimana sebagian pegiat kopi tersebut merupakan anak muda.

"Masa depan kopi ada di tangan anak muda karena minum kopi sudah menjadi gaya hidup," katanya.

Investor Singapura-Malaysia Bidik Kopi Jabar di Ajang WJIS 2019


Sementara itu, Kepala KPw BI Singapura Ramdan Denny Prakoso yang mendampingi para investor berharap, site visit dan business matching antara pelaku usaha kopi dengan investor Singapura dan Malaysia ini bisa meningkatkan potensi ekspor kopi dari Jabar.

"Ke depan semoga ada sinergi dan manfaat kepada kedua belah pihak, baik investor asing agar tahu produk, kebun, harga, juga petani (kopi Jabar), juga bagi pelaku usaha di Jabar agar bisa terus berkomunikasi dan punya kesempatan menjual produknya di Asia," ucap Denny.

Masih di tempat yang sama, Kepala Bidang Industri Agro Kimia Tekstil dan Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Arif Muchamad Fazar mengatakan, pihaknya mendorong peningkatan ekspor kopi Jabar yang mengalami penurunan sejak 2017.

Saat ini, kata dia, Pemprov Jabar sedang membuka peluang kepada investor agar tertarik menanamkan modalnya di sektor kopi Jabar. Demi mendorong promosi kopi Jabar, pihaknya juga bakal menggelar Festival Kopi berkolaborasi dengan Speciality Coffee Association Indonesia (SCAI), 1-2 November mendatang.

"Potensi kopi Jabar sangat besar karena punya potensi besar karena punya cita rasa yang khas dan unik," katanya.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Jabar, produk kopi Jabar berada di urutan ke-11 secara nasional. Pada 2017 sekitar 2,6 persen atau 17.000 ton kopi Jabar dengan komposisi 55 persen Arabica dan 45 persen Robusta menyumbang ke dalam total 639.000 ton produksi kopi Indonesia.

Luas lahan perkebunan kopi di Jabar sendiri 34.000 hektare dengan perkebunan kopi Arabica tersebar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Garut, hingga Kuningan. Sementara kebun kopi Robusta tersebar mulai Bogor, Ciamis, Cianjur, hingga Bekasi.

Jumlah kelompok tani (poktan) kopi (Jabar) tercatat sekira 750 poktan atau setara dengan 20.000 petani dengan 100 produk kopi dari perusahaan sekelas industri rumahan.

"Keunggulan kopi Jabar antara lain cita rasa spicy, caramel, nutty, floral, dan bright acidity. Selain itu juga sudah menjadi juara di berbagai event cupping test dunia," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jabar Dody Firman Nugraha.

WJIS 2019 yang mengusung tema "Accelerating Infrastructure Development through Innovative Investment" merupakan forum bagi Pemprov Jabar dan pelaku usaha serta investor hasil kerja sama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar dan KPw BI Jabar.

WJIS 2019 memiliki lima agenda utama, yakni High Level Session, Project Consultation, One-on-One Meeting, Market Sounding, dan Exhibition yang bakal diikuti 250 peserta mulai dari para investor domestik dan asing, mitra sister province, kedutaan besar negara sahabat, asosiasi, pengelola kawasan industri, instansi penanaman modal, serta instansi terkait lainnya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1712 seconds (0.1#10.140)