Pemkot Bandung Perkuat Penanganan Kesehatan Pasien Asma di Puskesmas

Selasa, 15 Oktober 2019 - 13:46 WIB
Pemkot Bandung Perkuat Penanganan Kesehatan Pasien Asma di Puskesmas
Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung telah mengikuti program penanganan asma. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Pemkot Bandung terus memperkuat penanganan kesehatan penderita asma di tingkat puskesmas untuk mengurangi angka rujukan ke rumah sakit. Upaya pengurangan rujukan dilakukan dengan memaksimalkan perlengkapan puskesmas.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung Intan Annisa Fatmawaty mengatakan, kasus penyakit asma menempati peringkat ketiga setelah hipertensi dan diabetes melitus. Penyakit tersebut paling banyak diidap warga Kota Bandung.

"Tingginya kasus penyakit asma mungkin berkaitan dengan kondisi cuaca, tingkat polusi, kelembapan, dan lainnya. Bagaimanapun, penyakit asma ini bisa menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan tepat," kata Intan saat kunjungan ke Puskesmas Pasirkaliki, Kota Bandung, Selasa (15/10/2019).

Dia mengakui, pihaknya menemukan banyak pasien asma langsung pergi ke rumah sakit daripada kunjungan ke puskesmas. Mereka berharap mendapatkan penanganan yang lebih baik. Kondisi tersebut menyebabkan banyak pasien langsung ke RS.

Pemerintah terus berupaya menekan kasus penyakit ini, bekerja sama dengan beberapa pihak. Salah satunya melalui program Healthy Lung, hasil kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Astrazeneca, Project Hope, UGM, dan lainnya. Program ini diharapkan mengurangi kunjungan ke RS dan memaksimalkan puskesmas.

Menurut Direktur PT Astrazeneca Indonesia Rizman Abudaeri, program Healthy Lung merupakan serangkaian kegiatan intervensi dalam mengatasi kesenjangan terhadap pasien asma, yaitu dengan perbaikan pelayanan asma di puskesmas, sehingga layanan semakin efisien.

Menurut dia, kasus asma menjadi perhatian pihaknya lantaran 4,5% masyarakat Indonesia terkena asma. Sementara, data Balitbangkes menyebut, penyakit paru-paru kronis menjadi 10 penyebab kematian di Indonesia.

Laporan BPJS Kesehatan, penyakit tidak menular menjadi salah satu faktor pemicu defisit Rp28,5 triliun, sehingga perlu peran penguatan puskesmas.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9130 seconds (0.1#10.140)