Kumari Nusantara Dorong Pelajaran Budi Pekerti Masuk Kurikulum

Selasa, 04 September 2018 - 21:35 WIB
Kumari Nusantara Dorong Pelajaran Budi Pekerti Masuk Kurikulum
Aktivis Kumari Nusantara mendorong pemerintah memasukkan kembali pelajaran budi pekerti dalam kurikulum pendidikan. Foto: ISTIMEWA
A A A
CIMAHI - Kumari Nusantara, organisasi perempuan di bawah Dewan Adat Sunda, mendorong pemerintah memasukkan kembali pelajaran budi pekerti ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.

“Sebagai ibu, kami berharap budi pekerti kembali dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah agar anak-anak Indonesia menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur,” kata Ketua Umum Kumari Nusantara Anneke Sjuultje Lesar dalam siaran pers deklarasi Kumari Nusantara di Kota Cimahi, Jawa Barat yang diterima SINDOnews, Selasa (4/9/2018).

Anneke berharap ke depan, para perempuan bisa saling menghargai setiap keputusan yang mereka ambil. “Apakah hanya menjadi ibu rumah tangga di rumah atau juga bekerja di luar, itu harus dihargai. Perempuan harus bisa menyeimbangkan keduanya, bekerja di luar rumah dan juga sekaligus tetap bisa mengurusi keluarga di rumah,” ujar dia.

Kumari berasal dari bahasa sansekerta yang berarti perempuan. Penggagas Kumari adalah seorang perempuan, almarhumah Sekar Utami yang berprofesi sebagai dosen sekaligus pemerhati masalah perempuan asal Bandung.

Sebelum meninggal dunia, Sekar Utami sempat menuangkan sejumlah pemikiran tentang seputar perempuan di blog pribadinya, termasuk tentang gerakan perempuan kembali ke rumah.

“Pertanyaan hanya ibu rumah tangga? Benar-benar telah membuat beliau terbelalak. Sebegitu parahkah pemahaman kaum perempuan terhadap peran seorang ibu rumah tangga. Sebegitu rendahkah penilaiannya?” tutur Anneke.

Menurut dia, dalam hidupnya, seorang perempuan menjalankan dua peran. Yakni, sebagai makhluk individual dan sosial. Kedua peran ini harus dijalankan secara seimbang.

Ketika setelah berumah tangga, dia memilih tetap berkarier di luar, maka harus memastikan semua berjalan on the track. Peransebagai istri dan ibu bagi anak-anak tidak terbengkalai.

“Melalui wadah ini (Kumari Nusantara) saya dan teman-teman ingin menyuarakan hati perempuan. Bahwa seorang perempuan yang kembali ke rumah tetap harus memiliki karya untuk orang banyak. Dia tetap bisa melakukan hal-hal hebat. Kami akan melakukan beragam program yang membuat setiap perempuan dapat berdaya. Jadi di sini, bisa dikatakan bahwa arti kembali ke rumah itu bukan sekedar kembali. Tetapi kembali untuk membuat karya-karya besar,” tandas Anneke.

Selain itu, ungkap Anneke, Kumari Nusantara juga ikut mendorong bangkitnya adat Sunda di kalangan generasi muda di Jawa Barat. Sebab di dalam filosofi Sunda, perempuan merupakan pemimpin di rumah tangga.

Dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, Sekjen Kumari Nusantara Nurwendah Dewi atau akrab disapa Teh Weni mengajak perempuan saling bersinergi.

“Mari kita sebagai perempuan kembali ke rumah karena perempuan merupakan benteng pertahanan keluarga dan negara. Perempuan hancur, benteng rumah tangga dan negara pun akan hancur,” pungkas Teh Weni.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0130 seconds (0.1#10.140)