Kelola Limbah Batok Kelapa, Warga Pangandaran Raup Rp10 Juta Tiap Bulan

Senin, 14 Oktober 2019 - 16:18 WIB
Kelola Limbah Batok Kelapa, Warga Pangandaran Raup Rp10 Juta Tiap Bulan
Asep Ali Imron. Foto/SINDOnews/Syamsul Maarif
A A A
PANGANDARAN - Salah seorang warga Pangandaran, Jawa Barat, Asep Ali Imron, berhasil mengelola limbah batok kelapa menjadi barang antik yang bernilai. Dia pun meraup puluhan juta.

Umumnya, limbah batok kelapa dianggap sebagai barang tidak berguna dan dimusnahkan dengan cara dibakar. "Rata-rata pemanfaatan limbah batok kelapa dibuat arang batok untuk bahan bakar seperti membuat sate," kata Asep, Senin (14/10/2019).

Dari kemonotonan pemanfaatan limbah batok kelapa tersebut, Asep memiliki keinginan agar bisa bernilai dan bisa menjadi barang yang digunakan oleh masyarakat. "Latar belakang pendidikan saya seni rupa, dari modal tersebut limbah batok kelapa saya buat menjadi barang kebutuhan rumah tangga," ujarnya.

Asep menjelaskan, keberadaan pohon kelapa di Kabupaten Pangandaran sangat banyak. Dari potensi tersebut maka masyarakat memilih membuat produk dari pohon kelapa. "Saya menekuni usaha pengolahan limbah batok kelapa sejak tahun 2013."

Produk yang dibuat oleh Asep di antaranya teko wadah air minum dan cangkir, juga hiasan untuk dinding. "Walaupun bahan dasar limbah batok kelapa yang dinilai sebagai barang tidak berguna, saya berhasil mendapat keuntungan rata-rata Rp10 juta tiap bulan," jelasnya.

Asep menerangkan, kesadaran masyarakat memanfaatkan potensi yang ada masih kurang maksimal. Untuk itu Asep berpesan masyarakat harus cerdas melakukan pemanfaatan limbah agar memiliki nilai ekonomi.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6869 seconds (0.1#10.140)