Saudi Minta Rusia Selidiki Serangan Kilang Minyak Aramco

Senin, 14 Oktober 2019 - 11:16 WIB
Saudi Minta Rusia Selidiki Serangan Kilang Minyak Aramco
Asap mengepul di situs kilang minyak Saudi Aramco di Abqaiq, Arab Saudi, Sabtu (14/9/2019). Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Hubungan Riyadh dan Moskow semakin mesra meski kerajaan Islam itu merupakan salah satu sekutu utama Washington di Timur Tengah. Lengketnya hubungan itu ditandai dengan kunjungan Presiden Vladimir Putin ke kerajaan dan permintaan Arab Saudi kepada Rusia agar menyelidiki serangan terhadap kilang minyak Aramco.

Putin dijadwalkan melakukan pertemuan dengan para petinggi Saudi termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Senin (14/10/2019). Dia mengatakan, Rusia setuju untuk menyelidiki serangan pesawat nirawak bersenjata dan rudal jelajah yang menerjang fasilitas minyak Saudi Aramco 14 September lalu.

Rusia, kata Putin, akan mengutuk siapa pun yang ada di belakang serangan tersebut. Namun, Moskow tidak akan memihak dalam perselisihan antara Riyadh dan Teheran.

Putin mengatakan, Rusia menghargai hubungan baik dengan Iran dan Arab Saudi, dan sama-sama peka terhadap kekhawatiran masing-masing pihak. Komentar Putin itu disampaikan kepada para wartawan dari tiga media Arab menjelang kunjungannya ke Kerajaan Arab Saudi.

Pemimpin Kremlin itu ditanya apakah Rusia dapat membantu menemukan fakta-fakta penting mengingat posisi Moskow saat ini yang mempertahankan kontak dekat dengan kepemimpinan Arab Saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

"Saya bilang ya, kami siap untuk membagikan apa pun yang mungkin diperlukan, semua yang kami miliki untuk penyelidikan menyeluruh," kata Putin.

Ketika ditanya secara langsung apakah Rusia akan sejauh mengutuk Iran jika dianggap bertanggung jawab dalam serangan tersebut, Putin menjawab tegas tidak akan ada pengecualian.

"Terlepas dari siapa yang berdiri di belakang insiden itu, kami mengutuk tindakan semacam itu. Itulah tepatnya yang saya katakan sebelumnya, dan saya benar-benar bersungguh-sungguh. Tetapi menuduh sebelum menemukan fakta adalah kontraproduktif."

Sebelumnya, Riyadh dan Washington menunjuk jari pada Teheran atas serangan 14 September lalu terhadap fasilitas minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais. Serangan besar-besaran itu telah melumpuhkan separuh dari total produksi minyak Kerajaan.

Ketika menyanggupi untuk membantu Saudi menemukan fakta dalam serangan terhadap fasilitas minyak Aramco, Rusia menegaskan tidak akan pernah mengorbankan hubungan lama dengan Iran, negara tetangga sekaligus rival regional Saudi.

"Rusia tidak akan pernah berteman dengan satu negara melawan negara lain. Kami membangun hubungan bilateral yang mengandalkan tren positif yang dihasilkan oleh kontak kami; kami tidak membangun aliansi melawan siapa pun," papar Putin, seperti dikutip Russia Today, Minggu (13/10/2019) malam.

Moskow, sambung Putin, juga tidak akan mengambil peran mediator yang tidak menguntungkan dalam permusuhan Riyadh-Teheran. Dia percaya kedua negara mampu menyelesaikan perselisihan mereka tanpa perantara.Sebelumnya, pemimpin Kremlin itu mengaku sangat bersahabat dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Kunjungan Putin ke Kerajaan Arab Saudi adalah lawatan balasan atas kunjungan bersejarah Raja Salman ke Rusia tahun 2017.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9670 seconds (0.1#10.140)