Pembuangan Sampah Pindah ke TPAS Legoknangka, Biaya Operasional Melonjak

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 19:38 WIB
Pembuangan Sampah Pindah ke TPAS Legoknangka, Biaya Operasional Melonjak
Truk mengangkut sampah ke TPA Sarimukti, Cipatat, KBB. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) hanya akan membuang sekitar 75 ton sampah per hari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Legoknangka, Nagreg, Kabupaten Bandung.

Hal itu merupakan kesepakatan Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dengan sejumlah kepala daerah lain di wilayah Bandung Raya seiring pengoperasian TPA Legoknangka pada 2023.

"KBB hanya akan membuang sebanyak 75 ton sampah ke Logoknangka. Sisanya akan diolah sendiri dengan dibuang ke TPA Sarimukti," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB Apung Hadiat Purwoko, Sabtu (12/10/2019).

Apung mengemukakan, saat ini produksi sampah di KBB per harinya mencapai sekitar 500 ton. Jumlah itu dipastikan akan meningkat terus seiring perkembangan pembangunan dan bertambahnya jumlah penduduk.

Diprediksi, pada 2023 volume sampah di KBB bisa mencapai 800 ton sampai 1.000 ton per hari.

Terkait dengan keberadaan dan daya tampung TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, hingga saat ini masih memungkinkan digunakan hingga 2023 mendatang.

Apalagi rencananya akan ada perluasan lahan beberapa hektare di lokasi tersebut. Pada 2021, akan dilakukan kajian lokasi untuk kelayakan perluasan lahan TPA tersebut.

"Lokasi pengelohan sampah masih berada di sekitar TPA Sarimukti. Jika berjalan lancar, pada 2022 akan mulai dilakukan pembebasan lahan masyarakat," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Mochamad Ronny menuurkan, berdasarkan hasil kesepakatan, Pemkot Cimahi minimal harus membuang sampah ke TPA Legoknangka 150 ton dan maksimal 250 ton per hari.

Sementara produksi sampah di Kota Cimahi mencapai 268 ton per hari yang selama ini dibuang ke TPA Sarimukti, Cipatat, KBB. Itu artinya masih ada sekitar 18 ton sampah akan tersisa.

"Solusi mengatasi masih sisa sampah itu adalah dengan menggalakan program zero waste dari rumah tangga. Saat ini program itu sudah diterapkan di 41 RW dari total 312 RW," tutur Mochamad Ronny.

Menurut dia, permasalahan baru yang ditimbulkan dari pengalihan pembuangan sampah dari TPAS Sarimukti ke TPAS Legoknangka adalah, beban operasional yang dipastikan bakal meningkat.

Jika ke TPA Sarimukti biaya operasional hanya Rp11 miliar per tahun. Namun ke Legoknangka bisa menyedot anggaran hingga Rp30 miliar per tahun. "Itu yang harus kami pikirkan karena angkanya cukup besar," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.4151 seconds (0.1#10.140)