PLN Target 78.000 Rumah di Papua Bakal Teraliri Listrik pada 2020

Kamis, 10 Oktober 2019 - 22:39 WIB
PLN Target 78.000 Rumah di Papua Bakal Teraliri Listrik pada 2020
Foto/SINDONews/Dok/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - PT PLN (Persero) berkomitmen mewujudkan cita-cita Indonesia terang berkeadilan melalui program peningkatan rasio elektrifikasi di Tanah Papua.

Untuk mewujudkannya, PLN fokus membangun sambungan listrik bagi 78.000 rumah di Bumi Cendrawasih itu pada 2020 mendatang.

Executive Vice President Operasi Regional Maluku Papua (OR-MP) Indradi Setiawan mengakui, untuk mewujudkan rasio elektrifikasi 100 persen di Papua merupakan pekerjaan rumah besar yang dihadapi PLN Direktorat Bisnis Regional Maluku dan Papua.

Berdasarkan data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Provinsi Papua dan Papua Barat, masih ada 414 desa dengan sekitar 78.000 rumah yang harus dilistriki.

Sementara, rasio desa berlistrik (RDB) di Provinsi Papua dan Papua Barat saat ini sebesar 98,3 persen, yang dicapai melalui kontribusi PLN sebesar 48,5 persen dan sisanya melalu program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dari Kementerian ESDM dan listrik swadaya inisiatif pemerintah daerah (pemda) setempat.

Namun, kata Indradi, untuk mewujudkan RDB Papua 100 persen di seluruh bumi Papua bukan masalah sederhana. Tantangan yang dihadapi PLN, di antaranya keterbatasan infrastruktur karena sulitnya medan geografis, kerapatan hunian yang rendah, serta kompetensi sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan.

Menurut dia, untuk wilayah Papua yang jumlah penduduknya tidak besar dengan kerapatan hunian yang rendah karena terpencar di berbagai pelosok, tak mungkin dibangun infrastruktur kelistrikan berskala besar.

Pembangunan kelistrikan diharapkan bisa berjalan paralel dengan pengembangan infrastruktur, seperti jalan raya, pengembangan pusat-pusat produksi, ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta budaya yang semakin maju, modern, dan mandiri.

"Ini dalam rangka mendukung dan memperkuat kemajuan masyarakat yang adil dan makmur dalam bingkai NKRI," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, wilayah kerja PLN di Papua dan Papua Barat mencakup luar 546.633 km persegi yang mencakup 3.749 pulau.

Dari ribuan pulau itu, hanya 140 pulau yang berpenghuni dan PLN sudah melistriki 128 mulai di antaranya dengan pembangunan transmisi sepanjang 218 km yang dilayani gardu.

Ke-128 pulau itu dilayani dengan 108 sistem kelistrikan dimana 18 di antaranya merupakan sistem kelistrikan besar (>2MW) dan 90 sisanya sistem kelistrikan kecil dengan kapasitas kurang dari 2 MW.

Sementara, total daya mampu dari 108 sistem kelistrikan itu mencapai 358.97MW dengan beban puncak 285.45 MW. Dibandingkan dengan Jakarta yang mencapai 20 ribu MW, menurutnya, angka ini tentu sangat kecil.

"Memang secara umum, kondisinya perlu ditingkatkan. Masalahnya pertumbuhan masing-masing distrik itu tidak sama. Kami harus berhitung cermat. Kalau over investasi juga bahaya, apalagi semua daerah itu masuk wilayah subsidi," jelas Indradi.

Dengan tantangan geografi, kerapatan hunian, dan infrastruktur yang terbatas, program 1000 Energi Terbarukan dipandangnya bisa menjadi solusi untuk percepatan elektrifikasi melalui implementasi model wireless electricity.

"Untuk itu, sedapat mungkin PLN mengoptimalkan energi lokal berbasis energi baru terbarukan. Optimalisasi energi lokal berbasis energi baru terbarukan diharapkan akan memperbaiki kinerja bauran energi sekaligus menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP)," pungkasnya.

Sementara itu, anggota tim survei Ekspedisi Indonesia Terang 2018, Farah Aida Ilmiatul Kulsum mengakui, beratnya medan jelajah di Papua.

Mahasiswa Ilmu Budaya dari Universitas Gajah Mada itu mengungkapkan, untuk menuju lokasi survei di pedalaman Mimika, Timika, dia dan anggota tim lainnya harus menempuh perjalanan laut dengan kapal kecil selama 9 jam, menembus ombak besar yang sewaktu-waktu bisa membalikkan kapal.

Survey yang dilakukan Farah dan timnya itu meliputi penghitungan jumlah penduduk yang harus dilayani, pengukuran luas lahan dan bidang tanah sebagai lokasi penempatan instalasi listrik, serta kondisi medan jelajah.

"Hasil survei tersebut menjadi dasar penentuan jenis sistem pembangkit listrik yang akan diterapkan," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3936 seconds (0.1#10.140)