2 Korban Kerusuhan Wamena Pulang ke Majalengka dengan Biaya Sendiri

Senin, 07 Oktober 2019 - 17:32 WIB
2 Korban Kerusuhan Wamena Pulang ke Majalengka dengan Biaya Sendiri
Narsono (pakai topi), Reza (tengah), dan ibu Reza (kiri) ditemui di rumahnya. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Reza dan Narsono, dua warga Kabupaten Majalengka yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu, telah pulang ke kampung halaman.

Keduanya, Reza dan Narsono, pulang dari Wamena pada Minggu 6 Oktober 2019 dan tiba di kampung halaman pada Senin (7/10/2019) dini hari. Saat ini tinggal Baridin yang masih berada di Wamena.

"Karena melihat keponakan saya masih trauma, akhirnya memutuskan untuk pulang dengan biaya sendiri. Adapun kakak saya, Baridin, rencananya pulang besok, diurus pemerintah," kata Narsono di kediaman Reza, Blok Minggu, RT 2/2, Desa Nanggewer, Kecamatan Sukahaji, Senin (7/10/2019).

Terkait peristiwa kerusuhan di Wamena, Narsono mengemukakan, awalnya dianggap sebagai tawuran antaranak sekolah. Saat kejadian, dia masih berada di rumah kontrakan. Adapun Baridin dan Reza, telah berangkat ke pasar.

"Saya telepon mereka. Ternyata saat keduanya pulang, di tengah jalan tercegat kerusuhan itu. Reza paling parah, dia sempat dibacok di bagian kepala dan mendapat delapan jahitan," ujar dia.

"Saat kejadian, Reza sempat menyelamatkan motornya ke rumah warga tapi kemudian hangus dibakar massa. Jarak kontrakan saya dengan lokasi kejadian sekitar 3 kilometer. Setelah itu, datang petugas dan langsung diungsikan," tutur Narsono.

Akibat luka bacok itu, ungkap dia, Reza sempat dirawat di rumah sakit di Wamena untuk kemudian kembali dievakuasi ke Kodim Wamena.

Saat kejadian, ada sekitar 20 orang yang mengeroyok Reza. "Kalau saya alhamdulillah selamat, tapi ya tetap ngungsi ke lokasi yang lebih aman," ungkap dia.

Narsono bekerja sebagai pedagang pakaian di Wamena sejak 2012 lalu. Dalam kondisi normal, berjualan di Wamena terbilang cukup menjanjikan.

"Sebenarnya enak. Dagang hanya dua jam saja sudah cukup. Saya di sana sejak 2012, lalu mengajak kakak dan keponakan saya ini," kata Narsono.

Dalam menjalankan usahanya, Narsono lebih kepada mengkreditkan pakaian. Adapun kakak dan keponakannya, menjajakan dagangannya di pasar.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9210 seconds (0.1#10.140)