Masuki Purnabakti, 3 Guru Besar UPI Bakal Sampaikan Pidato Kehormatan

Senin, 07 Oktober 2019 - 16:40 WIB
Masuki Purnabakti, 3 Guru Besar UPI Bakal Sampaikan Pidato Kehormatan
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bakal menggelar seremonial pidato kehormatan sebagai bentuk penghargaan kepada tiga guru besar UPI yang bakal memasuki masa purnabakti. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berencana menggelar seremonial pidato kehormatan pada rangkaian acara Dies Natalis UPI 17 Oktober 2019, sebagai bentuk penghormatan atas masuknya masa purnabakti tiga guru besar UPI pada tahun ini.

Ketua Dewan Guru Besar UPI Karim Suryadi mengatakan, tiga guru besar UPI bakal memasuki masa pensiun. Ketiganya adalah Prof Ishak Abdulhak, Prof Ahmad Munandar, dan Prof Liliasari. Dengan pensiunnya tiga guru besar, jumlah guru besar UPI menjadi 114 orang.

"Kami akan menggelar seremonial pidato kehormatan dan menjadikan ini sebagai tradisi di UPI, sebagaimana dilakukan perguruan tinggi lainnya di dunia. Tujuannya menghidupkan budaya dan tradisi akademik, sebagai penghargaan atas kiprah mereka selama puluhan tahun," kata dia di UPI, Senin (7/10/2019).

Menurut dia, ketiga guru besar itu akan menyampaikan orasi ilmiahnya. Orasi berisi masukan dan sumbangsih pemikiran strategis berdasarkan keilmuannya. Pada pidatonya, mereka akan memberi masukan atas berbagai persoalan bangsa yang saat ini banyak dihadapi.

Prof Ishak mengaku, dia telah menjadi guru besar selama 20 tahun pada bidang didaktik metodik. Pada pidato nanti, akan banyak mengupas perkembangan bidang tersebut. Misalnya bagaimana posisi guru dan siswa dalam pengajaran di era saat ini.

"Termasuk membahas bagaimana relevansinya pada Revolusi Industri 4.0. Walaupun sebenarnya terkait hal ini sudah mulai dimasukkan di kurikulum 2013, yaitu tentang creative thinking, komunikasi yang baik, critical thinking, dan kolaboratif," kata dia.

Menurut dia, kurikulum 2013 telah mencoba mengakomodasi semua keterampilan yang harus dimiliki peserta didik. Termasuk bagaimana guru mengajar. Penyesuaian guru dalam mengajar, kata dia, tak bisa dilepaskan dari tantangan pengajaran saat ini yang telah terpengaruh teknologi, pengetahuan, dan metode mengajar.

"Itu pergeseran cara ajar dan mesti disesuaikan. Walaupun kita akui, guru di kita masih kesulitan saat ada inovasi atau pembaruan. Mereka merasa hal sulit. Padahal itu pengalaman yang ada di mereka, namun direalisasikan saat ini," jelasnya.

Sementara itu, Prof Munandar yang berlatar belakang pendidikan biologi, akan membahas pendidikan berbasis inkuiri atau rasa ingin tahu, juga berkaitan human relation. "Bahasan saya memang akan lebih banyak dipengaruhi tulisan Einstein. Misalnya ada hal arif yang bisa kita ambil, yaitu bagaimana hubungan antara agama dan ilmu. Menurut dia (Einstein), ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu itu runtuh," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1744 seconds (0.1#10.140)