Terdampak Kemarau, 9.371 Warga Kota Cimahi Kesulitan Air Bersih

Minggu, 06 Oktober 2019 - 00:18 WIB
Terdampak Kemarau, 9.371 Warga Kota Cimahi Kesulitan Air Bersih
Warga Kota Cimahi terdampak kemarau panjang mengantre untuk mendapatkan bantuan air bersih. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
CIMAHI - Sebanyak 2.765 kepala keluarga (KK) atau 9.371 jiwa warga Kota Cimahi terdampak bencana kekeringan selama musim kemarau tahun ini. Jumlah itu tersebar di tiga kecamatan di Kota Cimahi, yakni Kecamatan Cimahi Utara 651 KK atau 2.277 jiwa, Cimahi Tengah 928 KK atau 3.308 jiwa, dan di Cimahi Selatan 1.190 KK atau 3.785 jiwa.

"Yang paling terdampak dan dirasakan masyarakat adalah kekeringan di Kecamatan Cimahi Selatan, makanya jumlah warga terdampaknya banyak," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Ajat Sudrajat, Sabtu (5/10/2019).

Ajat mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Air Minum serta Pemadam Kebakaran (Damkar) berupaya menanggulangi dampak kemarau tersebut, yakni dengan rutin menyalurkan bantuan air bersih ke daerah terdampak. Hingga akhir September 2019, tercatat sudah 1.741.000 liter air bersih yang didistribusikan.

"Rinciannya, untuk Cimahi Utara sebanyak 542.000 liter, Cimahi Tengah 470.000 liter dan Cimahi Selatan 679.000 liter. Itu juga termasuk ke sekolah-sekolah," sambungnya.

Menurut dia, bencana kekeringan tidak hanya berdampak pada sulitnya mendapatkan air bersih, tapi juga meningkatnya hotspot atau titik panas. Akibatnya, kebakaran seperti pada alang-alang di lahan kosong selalu terjadi. Dia khawatir, ke depan, akan semakin banyak warga yang kesulitan air air bersih mengingat musim kemarau tahun ini diprediksi panjang. Menurut rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau diperkirakan akan berakhir Oktober ini.

Kepala UPT Air Minum pada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, Dede M Asrori menyebutkan, stok air yang dikelola pihaknya masih sangat aman untuk membantu kebutuhan masyarakat terdampak kekeringan. Dengan kapasitas hingga 50 liter/detik, saat ini, baru terpakai untuk 2.800 lebih pelanggan. Padahal, dengan debit air sebesar itu, maksimal bisa melayani 5.000 pelanggan.

"Stok airnya masih aman. Jadi kalau ada yang kekurangan bisa mengajukan permohonan bantuan ke kami, pasti akan kami kirim," tandasnya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4158 seconds (0.1#10.140)