Segera Akuisisi 2 Mata Air, PMgS KBB Bakal Layani 10.000 Pelanggan Baru

Rabu, 02 Oktober 2019 - 22:14 WIB
Segera Akuisisi 2 Mata Air, PMgS KBB Bakal Layani 10.000 Pelanggan Baru
Direktur BUMD PT PMgS KBB, Denny Ismawan. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - BUMD PT Perdana Multi Guna Sarana (PMgS) Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana megakusisi dua mata air sebagai sumber air baru untuk disalurkan ke pelanggan.

Saat ini sumber mata air baru tersebut sedang dalam tahap negoisasi untuk diambil alih mengingat sekarang dikuasai oleh perusahaan dan juga perorangan.

"Ada dua titik mata air baru yang akan coba kami kelola, semoga tahun depan bisa selesai prosesnya sehingga bisa kami manfaatkan sebagai sumber air baku untuk pelanggan baru," kata Direktur BUMD PT PMgS KBB Denny Ismawan saat ditemui di Gadobangkong, Ngamprah, KBB, Rabu (2/10/2019).

Meskipun enggan menyebutkan lokasi dua sumber mata air baru yang menjadi incarannya, Denny menyebutkan jika keduanya memiliki debit air hingga 100 liter/detik.

Jika itu bisa diakusisi dan dikelola oleh BUMD maka akan sangat membantu dalam mengcover pelanggan sambungan rumah yang ditargetkan bisa mencapai 10.000 pelanggan di tahun 2020.

Saat ini BUMD PT PMgS KBB baru melayani sebanyak 4.400 pelanggan rumah untuk air bersih. Para pelanggan itu dicover oleh dua sumber mata air eksisting di Cijanggel, Kecamatan Cisarua dan Cibanteng di Kecamatan Cikalong Wetan.

Untuk sumber air dari Cijanggel sejauh ini sering terkendala terutama di musim kemarau dimana terjadi penurunan debit air dari normal 50 liter/detik menjadi hanya 20 liter/detik.

"Itulah sebabnya untuk pelanggan yang sumber airnya dari Cijanggel diberlakukan suplai air bergilir. Sementara untuk yang dari mata air Cibanteng suplai tetap lancar 24 jam seperti ke kompleks Cimareme Indah dan Graha Padalarang Indah," ujar dia.

Terkait antisipasi minimnya suplai air di musim kemarau, pihaknya juga rutin melakukan pengecekan terhadap sejumlah pipa BUMD untuk mengantisipasi kebocoran.

Hal itu dilakukan agar penyaluran air tetap bisa maksimal ke rumah-rumah pelanggan yang saat ini tersebar di empat kecamatan, yakni Ngamprah, Padalarang, Cikalongwetan, dan Cisarua.

Menurut Denny, penurunan debit air selama musim kemarau bisa diatasi jika semua pemangku kepentingan. Seperti Perum Perhutani selaku pemelihara sumber air, pemerintah daerah sebagai pemegang kebijakan, dan BUMD sebagai pengelola air bersih, saling bekerja sama.

Membuat embung-embung air sebagai cadangan persediaan air yang bisa dimanfaatkan saat kemarau salah solusi yang dilakukan.

"Harus ada upaya bagaimana menjaga sumber air yang ada dan membuat cadangan air baru. Sebab pengguna air akan terus bertambah baik untuk pertanian ataupun rumah tangga," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1162 seconds (0.1#10.140)