BNN Gandeng Kampus Ikut Perangi Narkotika Sintetis

Rabu, 02 Oktober 2019 - 18:42 WIB
BNN Gandeng Kampus Ikut Perangi Narkotika Sintetis
Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko saat memberikan materi kuliah umum di Aula Timur, ITB, Jalan Ganesa, Kota Bandung. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng perguruan tinggi, terutama yang memiliki fakultas farmasi untuk ikut andil memeranginarkoba jenissynthetic drug atau narkotika sintetis.

Ajakan itu disampaikan Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko saat memberikan kuliah umum di Aula Timur Institut Tekonologi Bandung (ITB), Jalan Ganesa, Kota Bandung, Rabu (2/10/2019). Kuliah umum yang digelar ITB tersebut dihadiri ratusan mahasiswa dari Fakultas Farmasi.

Heru mengatakan, saat ini narkoba telah bergeser dari organik ke sintetis. "Nah ini bagaimana kita bangun sharing mengenai bahaya narkoba. Narkoba sudah bergeser ke synthetic drug (narkotika sintetis). Jangan sampai di sini (Kampus ITB) ada mahasiswa yang ikut menjadi pengedar dan pengguna," kata Heru.

Disinggung tentang keterlibatan lulusan farmasi dalam penyalahgunaan dan peredaran narkoba sintetis, Heru mengemukakan, BNN berkaca pada kasus di Solo, Semarang, dan Kediri.

Di tiga kota tersebut, ujar Heru, BNN mengungkap pabrik rumahan yang memproduksi PCC dan kasus pabrik rumahan New Psychoactive Substance (NPS) di Kediri.

Rumah produksi PCC di Solo dan Semarang bisa memproduksi 2,5 juta butir per hari. Narkoba sintetis tersebut dijual dengan harga Rp2.000-Rp3.000.

Para pelaku meracik, membuat, dan mengedarkan narkoba sintetis dengan harga sangat murah dan bisa dijangkau oleh anak-anak, sekitar Rp3.000 per butir. Fakta ini sangat mengkhawatirkan.

"Jadi ini (membuat narkoba sintetis) memang kemampuan mereka, baik yang tidak melalui akademisi atau pengalaman, maupun akademisi. Kami pantau," ujar Kepala BNN.

Saat ini, tutur Heru, BNN memiliki laboratorium yang dapat mengidentifikasi dari mana barang haram tersebut berasal. BNN mengajak lulusan farmasi untuk bergabung dengan BNN.

"Lab (laboratorium) kami bisa mengidentifikasi dari mana, kelompok mana, jaringan mana barang ini berasal. Kami kembangkan terus. Harapan saya, lulusan farmasi jangan karena ada tawaran besar malah jadi pembuat peracik narkoba. Lebih bagus gabung di BNN kami ada lab," tutur dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6274 seconds (0.1#10.140)