Destinasi Wisata di KBB Kembali Raih ISTA dari Kemenpar

Selasa, 01 Oktober 2019 - 16:16 WIB
Destinasi Wisata di KBB Kembali Raih ISTA dari Kemenpar
GM Dusun Bambu Endy Tjahyadi menunjukkan penghargaan ISTA 2019 yang diraih dengan kategori Pelestarian Budaya yang terus dijaga dan dikembangkan di destinasi wisata Dusun Bambu, Senin (30/9/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Keberhasilan pengelolaan dunia kepariwisataan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat. Hal ini setelah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menganugerahkan Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 kepada objek wisata Dusun Bambu dengan kategori Pelestarian Budaya.

Ini menjadi prestasi membanggakan yang kedua diraih secara berturut-turut bagi dunia kepariwisataan di KBB. Pada tahun lalu, The Lodge Maribaya, Lembang, juga mendapatkan penghargaan Indonesia Sustainable Tourism Award dengan kategori Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan Ekonomi. Itu menunjukkan bahwa wisata di KBB sudah diakui dan mampu bersaing secara nasional.

"Penghargaan ini sangat membanggakan karena dua tahun berturut-turut nominator dari KBB berhasil mendapat penghargaan ISTA. Capaian itu tidak mudah karena penghargaan diberikan kepada destinasi wisata yang telah menerapkan sistem pariwisata berkelanjutan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB Sri Dustirawati didampingi Kasi Pengelolaan Destinasi Parwisata David Oot.

Sri berharap, capaian prestasi ini menjadi pelecut bagi penerima penghargaan dan stakeholder pariwisata destinasi lain untuk menunjukkan prestasi. Disparbud KBB akan terus berupaya mewujudkan destinasi wisata yang berkelanjutan dan berkualitas dengan melibatkan semua pihak termasuk wisatawan dalam menjaga lingkungan dan budaya. "Prinsipnya yakni 3P (People, Planet, dan Prosperity) atau pemberdayaan masyarakat, pelestarian alam, dan peningkatan kesejahteraan," ucapnya.

GM Dusun Bambu Endy Tjahyadi mengatakan, tempat wisatanya mendapatkan penghargaan kategori pelestarian budaya karena dinilai menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan concern terhadap pengembangan budaya. Pihaknya menawarkan konsep wisata secara holistik, bahwa budaya Sunda adalah ramah ke pendatang atau wisatawan. Selain itu, membuat alat musik bambu, arsitektur, serta makanan khas Sunda.

Selain menawarkan jasa wisata, pihaknya juga ingin mempertahankan keautentikan budaya zaman dulu yang dielaborasikan dengan konsep kekiniaan ecotourism. Apalagi dengan segera masuknya Generasi Z yang akan menjadi pangsa pasar dari Dusun Bambu yang rata-rata berusia 25-45 tahun, sehingga harus bisa mengemas budaya tetap menarik bagi kalangan muda.

Dia menambahkan, dari sisi manajemen pengelolaan, objek wisata yang berada di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, KBB ini menerapkan pelayanan pada wisatawan sesuai karakter orang Sunda yang ramah pada pendatang. Kemudian, pegawai juga wajib mengenakan pakaian adat Sunda. Wisatawan juga diajak wisata edukasi seputar kebudayaan Sunda seperti membuat dan mengenal kerajinan berbahan dasar bambu. Penginapan yang ada di tempat ini pun mengadopsi arsitektur dari rumah adat Kampung Naga.

"Keberhasilan ini menunjukkan bahwa objek wisata Dusun Bambu sudah diakui secara nasional, karena berhasil menyisihkan nominator lain seperti Raja Ampat, Danau Toba, dan 58 destinasi lainnya se-Indonesia," ucapnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2647 seconds (0.1#10.140)