Begini Aksi Teatrikal Jurnalis Majalengka Menolak RUU KUHP

MAJALENGKA - Ditundanya pengesahan RUU KUHP tidak lantas menghentikan aksi demonstrasi. Di Kabupaten Majalengka, ratusan insan pers dari berbagai media menggelar demonstrasi menuntut dibatalkannya RUU KUHP yang dianggap kontroversial itu. Aksi digelar di DPRD Majalengka dan Pendopo Bupati, Kamis (26/9/2019).

Demonstrasi yang dilakukan para wartawan yang tergabung dalam Kelompok Jurnalis Majalengka (Kejam) tidak diwarnai dengan orasi. Mereka melakukan teatrikal. Dalam teatrikalnya, peserta memperlihatkan bagaimana RUU KUHP itu pelan tapi pasti, akan mengimpit para jurnalis, jika nantinya disahkan. Hal itu digambarkan lewat seorang peserta yang berjalan tertatih-tatih, dengan beban kardus yang dibawa di pundaknya.

Tidak hanya itu. Sambil menanggung beban RUU KUHP, peserta yang memeragakan seorang jurnalis itu pun tampak berjalan dengan ikatan tali rafia di leher. Di bagian ujungnya, tali tersebut dibawa oleh peserta aksi dengan pakaian rapi, ala pejabat.

Selain teatrikal, aksi juga diisi dengan penyerahan petisi tentang penolakan RUU KUHP kepada sejumlah anggota Dewan dan Wabup Majalengka Tarsono yang menemui pengunjuk rasa. Seusai menyerahkan petisi, pengunjuk rasa langsung membubarkan diri tanpa memberi kesempatan berbicara kepada perwakilan dewan maupun wabup.

Aksi tidak memberi kesempatan berbicara itu sengaja dilakukan agar mereka tidak melempar janji, melainkan langsung membuktikan untuk mendesak lembaga dan pemerintahan di atasnya agar benar-benar batal mengesahkan RUU KUHP itu.

"Ini juga alarm bagi DPRD dan Pemerintah Kabupaten Majalengka agar tidak menelurkan aturan yang nggak jelas. Jika itu sampai terjadi, kami dari kalangan jurnalis, kembali akan memberi kejutan," kata Koordinator Aksi Azis Muhtarom.