Objek Wisata Stone Garden di Geopark Rajamandala Kian Diminati Wisman

Rabu, 25 September 2019 - 14:01 WIB
Objek Wisata Stone Garden di Geopark Rajamandala Kian Diminati Wisman
Jumlah wisman yang mengunjungi Stone Garden di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, KBB, setiap tahun terus bertambah seiring telah ditetapkannya kawasan ini sebagai gugusan Geopark Rajamandala. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG BARAT - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Geopark Stone Garden di Kampung Giri Mulya, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dari tahun ke tahun terus meningkat.

Itu menandakan objek wisata Stone Garden sudah dikenal ke mancanegara dan menjadi salah satu destinasi tujuan wisata alternatif selain objek wisata yang ada di Bandung utara khususnya Lembang.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Stone Garden Sukmayadi Suwerna mengatakan, pada saat Stone Garden dibuka pada September 2014 pengunjung belum terlalu banyak.

Kalaupun ada yang datang, sebagian besar adalah wisatawan lokal dari kalangan pelajar atau mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, jumlah pengunjung terus meningkat, termasuk mulai berdatangan wisatawan dari luar negeri.

"Banyak yang tahu dari medsos, karena biasanya orang datang lalu foto-foto. Akhirnya Stone Garden semakin dikenal luas," kata Sukmayadi kepada SINDOnews, Rabu (25/9/2019).

Saat ini, ujar dia, Stone Garden sudah mampu memberikan pemasukan PAD bagi daerah. Bukan hanya dari tiket tapi juga dari kegiatan foto preweding atau shooting film.

Apalagi kini zona wisata Stone Garden terus ditata seperti pembuatan spot foto selfi, gazebo, 16 warung kuliner jajanan, keberadaan home stay, dan objek wisata pendukung lain yang dikelola perorangan seperti Tebing Masigit dan Indiana Camp.

"Tiket masuk bagi wisatawan sebesar Rp8.000 perorang, bagi pelajar Rp4.000. Itu belum termasuk tiket masuk kendaraan. Untuk home stay total ada 9 unit, tarif satu rumah Rp75.000 permalam," ujar dia.

Menurut Sukmayadi, tahun depan akan ada bantuan corporate social responsibility (CSR) dari sejumlah pabrik untuk pembuatan lahan parkir.

Kondisi lahan parkir saat ini yang bisa menampung sekitar 18 bus, dianggap sudah tidak memadai seiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang.

Apalagi Stone Garden masuk kepada salah satu kawaaan Geopark Rajamandala yang harus dilestarikan dan dilindungi dari aktivitas penambangan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Sri Dustirawati mengatakan, berdasarkan data yang masuk pengunjung ke Stone Garden terus bertambah.

Pada 2014, jumlah pengunjung hanya 9.987 orang. Tahun 2015 naik 127.171 orang dan 2016 sempat turun 77.697 pengunjung. Jumlah wisatawan kembali naik pada 2017 jadi 120.258 orang dan 2018 mencapai 104.665 Wisatawan.

Total jumlah wisatawan selama empat tahun terakhir sebanyak 439.778 wisatawan. Jumlah tersebut terdiri dari wisatawan nusantara 388.792 orang, mancanegara 4.543, pelajar 22.531, komunitas 13.665, preweding 3.052, dan shooting 14.

Sementara untuk kunjungan wisatawan hingga bulan Juni 2019 total sudah ada 68.612 wisatawan. Dirinya optimistis hingga akhir tahun nanti jumlah kunjungan bisa diangka lebih dari 100.000/tahunnya.

"PAD dari Stone Garden ini cukup lumayan bisa mencapai Rp60 juta pertahun. Kami juga terus berupaya mengembangkannya dengan tetap menjaga unsur konservasi, pemeliharaan lingkungan, dan pendidikan. Sebab pariwisata jika dikelola dengan baik bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat sekitarnya," kata Sri.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9227 seconds (0.1#10.140)