Kapolda Jabar: 6 Polisi Terluka dalam Unjuk Rasa Berujung Ricuh

BANDUNG - Sebanyak enam polisi terluka akibat bentrokan dalam unjuk rasa yang berujung ricuh di depan DPRD Jabar dan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019).

"Enam anggota kita (polisi) terluka dan saat ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Sartika Asih Bandung," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi di lokasi unjuk rasa.

Rudy mengemukakan, sejauh ini belum ada informasi terkait korban dari pengunjuk rasa. "Enggak ada korban dari mahasiswa," ujar Kapolda.

Enam polisi yang terluka itu, tutur Rudy, akibat terkena lemparan botol kemasan air mineral dan batu yang berasal dari aksi kelompok pengunjuk rasa.

Diketahui, unjuk rasa yang digelar ratusan mahasiswa dan masyarakat dari beberapa organisasi di depan DPRD Jabar dan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019), berujung ricuh.

Kericuhan terjadi lantaran oknum pengunjuk rasa melempari aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi tersebut sejak siang hingga pukul 18.00 WIB itu.

Semula aparat tak menghiraukan aksi provokatif massa tersebut. Namun, massa pengunjuk rasa semakin brutal. Mereka tak hanya melempari aparat dengan botol kemasan air mineral tapi juga batu.

Meski begitu, aparat kepolisian tetap berusaha sabar menghadapi mereka. Petugas memberikan beberapa kali peringatan agar massa tidak anarkistis dan membubarkan diri. Namun langkah persuasif kepolisian tak diindahkan.

Lantaran pengunjuk rasa tak juga membubarkan diri, bahwa bertindak anarkistis, polisi akhirnya menggunakan water cannon untuk membubarkan mereka. Sebelum water cannon menyemprotkan air, polisi berikan peringatan dengan menembakan gas air mata ke udara.

Massa berlarian ke arah Gedung Sate dan Jalan Trunojoyo. Polisi kemudian melakukan barikade di dua arah untuk membubarkan massa.