Indonesia Dominasi Pangsa Pasar Sepatu Dunia

Minggu, 22 September 2019 - 16:01 WIB
Indonesia Dominasi Pangsa Pasar Sepatu Dunia
Kemenperin menggelar program kompetisi desain sepatu untuk mendorong tumbuhnya industri alas kaki dalam negeri di ajang IFCC 2019 Gedung Sabuga, Sabtu 21 September 2019. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Produk alas kaki buatan Indonesia ternyata mendominasi pangsa pasar dunia dengan besarnya volume produk alas kaki yang menempati posisi keempat dunia pada tahun 2018.

Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawanigsih mengatakan, saat ini, Indonesia menempati posisi keempat produksi alas kaki dunia yang tercatat sepanjang tahun 2018. Pada periode tersebut, industri alas kaki di Indonesia mencatatkan jumlah produksinya yang mencapai 1,41 miliar pasang sepatu.

"Produk alas kaki Indonesia berkontribusi 4,6% dari total produksi sepatu dunia. Walaupun memang untuk produk ekspornya masih didominasi produk industri besar," ungkap Gati di sela-sela kegiatan Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) 2019 yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Sabtu 21 September 2019.

Kemenperin mencatat, ekspor alas kaki nasional juga mengalami peningkatan hingga 4,13 persen dari tahun 2017 sebesar USD4,91 miliar menjadi USD5,11 miliar di tahun 2018.

Dari sisi harga, kata Gati, produk sepatu Indonesia kalah bersaing bila dibandingkan produk China. Namun, produk alas kaki Indonesia memiliki kualitas dan inovasi yang lebih baik. Hal itulah yang menjadi daya tarik produk sepatu dalam negeri di kancah global.

Kinerja produk alas kaki Indonesia yang cukup baik, diakui dia, menunjang ekonomi Indonesia. Sepanjang tahun 2018, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mampu memberikan kontribusi dalam struktur produk domestik bruto (PDB) yang cukup besar, terutama pada pertumbuhan produksi triwulan II 2018 yang mampu menyumbang sebesar 27,73 persen.

Dia yakin, industri alas kaki nasional akan terus tumbuh seiring membaiknya kondisi ekonomi. Apalagi, untuk mendorong industri kecil dan menengah (IKM) pada sektor ini, pemerintah memberikan subsidi regenerasi mesin dimana industri perorangan dan lembaga bisa mendapatkan subsidi hingga 30 persen.

"Artinya, bila membeli mesin baru senilai Rp1 miliar, mereka bisa mendapatkan subsidi Rp300 juta," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4309 seconds (0.1#10.140)