2.000 Bangunan Terdampak Proyek Pembangunan Double Track KA Bogor-Sukabumi

Kamis, 19 September 2019 - 05:49 WIB
2.000 Bangunan Terdampak Proyek Pembangunan Double Track KA Bogor-Sukabumi
Jalur kereta api Bogor-Sukabumi akan dibangun double track, ribuan rumah di Kota dan Kabupaten Bogor akan terdampak pembangunan tersebut.Foto/SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Sebanyak 2.000 bangunan liar, permanen, maupun semipermanen di Kabupaten dan Kota Bogor, Jawa Barat akan tergusur proyek pembangunan double track atau jalur rel ganda kereta api (KA) Bogor-Sukabumi. Ribuan bangunan yang bakal digusur itu mulai dari Stasiun Maseng, Cijeruk, Kabupaten Bogor hingga Kelurahan Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya berencana menemui dan berdialog dengan para warga Kota Bogor yang terdampak rencana proyek pembangunan jalur ganda Bogor-Sukabumi."Terhadap warga Kota Bogor yang terdampak proyek pembangunan rel ganda, kita tidak bisa lepas tangan begitu saja. Untuk aparatur wilayah terkait tetap berdialog dengan warga terdampak," kata Bima, Rabu (18/9/2019).

Bima mengatakan, pihaknya telah meminta Camat Bogor Tengah dan Bogor Selatan untuk mengecek dan menjajaki lahan, lokasi atau aset-aset Pemkot Bogor di wilayahnya, guna mengantisipasi dampak sosial bagi warga Kota Bogor yang terdampak.

Sementara itu, Camat Bogor Selatan Atep Budiman mengungkapkan, kurang lebih ada 1.645 rumah di Kelurahan Kelurahan Rancamaya, Kertamaya, Genteng, Cipaku, Lawang Gintung, Batutulis, Empang, dan Bondongan di Kecamatan Bogor Selatan serta dua kelurahan lain di Kecamatan Bogor Tengah. Rinciannya 1.500 rumah di Kecamatan Bogor Selatan dan sisanya di Kecamatan Bogor Tengah.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 700 rumah di Kelurahan Empang menjadi jumlah terbanyak yang terdampak. Selain itu kurang lebih ada 45 fasilitas umum dan sosial ikut terdampak, di antaranya poskamling, PAUD, majelis, dan yang lainnya. Dan lebih 3.000 warga Kota Bogor akan terdampak secara sosial," kata Atep.

Atep menyampaikan, proses sosialisasi kepada masyarakat, utamanya yang terdampak proyek pembangunan tersebut sudah dilaksanakan sejak minggu pertama September 2019. Rencananya, uang kerahiman akan diserahkan PT KAI pada awal Desember 2019 secara nontunai yang meliputi empat komponen, yaitu untuk biaya bongkar, biaya sewa kontrak setahun, biaya mobilisasi, dan biaya bagi rumah-rumah yang memiliki nilai ekonomi.

Sebelumnya akan dilakukan penilaian bersama oleh konsultan penilai publik yang ditunjuk Ditjen Perkeretaapian sebagai langkah verifikasi langsung pada Oktober hingga November 2019. "Kami juga akan mencoba untuk melakukan verifikasi lebih lanjut guna mengklasifikasi dan mengidentifikasi agar mendapatkan kejelasan lahan atau bangunan warga yang terdampak proyek pembangunan tersebut," ujarnya.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Achyar Pasaribu mengatakan, dari hasil pendataan jumlah bangunan yang terdampak kemungkinan bertambah. Sebab, saat ini masih berlangsung pendataan tahap dua segmen 3.

Bangunan yang terdampak meliputi rumah, sekolah, madrasah, pos polisi, posyandu, rumah makan, toko, dan jenis tempat usaha lainnya. Setelah proses sosialisasi dan verifikasi, tahap selanjutnya dilakukan penertiban bangunan yang direncanakan akhir 2019.

Kemudian pada 2020 dilanjutkan pembangunan fisik jalur ganda mulai dari Stasiun Maseng, Kabupaten Bogor hingga Stasiun Paledang, Kota Bogor. "Warga yang terdampak akan mendapat kompensasi dana kerahiman yang dibayarkan untuk bangunan berusia di atas 10 tahun," katanya.

Menurutnya, kegiatan pekerjaan fisik jalur rel ganda mulai dari Cicurug hingga Cigombong sudah dimulai sejak 2018 dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. Setelah itu, dilanjutkan pengerjaan fisik double track mulai dari Stasiun Maseng hingga Stasiun Paledang."Untuk sosialisasi tahap 1 di Kecamatan Cigombong sudah selesai. Ada 1.121 bangunan yang terdampak," ucap Achyar.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7310 seconds (0.1#10.140)