Optimalkan EBT, PLN Genjot Rasio Elektrifikasi Indonesia Timur

Senin, 16 September 2019 - 20:59 WIB
Optimalkan EBT, PLN Genjot Rasio Elektrifikasi Indonesia Timur
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BANDUNG - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mengoptimalkan sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk menggenjot rasio elektrifikasi Nusantara, khususnya di kawasan Indonesia timur.

Salah satu yang menjadi fokus perhatian PLN, yakni peningkatan rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Program peningkatan rasio elektrifikasi melalui pemanfaatan EBT dilakukan mengingat melimpahnya sumber EBT di wilayah tersebut.

Direktur Human Capital Management (HCM) PT PLN Muhamad Ali mengatakan, saat ini, rasio elektrifikasi di NTT telah mencapai 73,72 persen.
Menurut dia, PLN sendiri telah menanamkan investasi senilai lebih dari Rp9 liat untuk membangun sumber-sumber EBT di Provinsi NTT.

"Pembangunan sumber EBT meliputi pembangkit listrik tenaga panas bumi, tenaga mikro hidro, tenaga surya, dan tenaga bayu. Melalui sinergi dengan pemerintah desa, maka pelaksanaan program Tim Percepatan Listrik Pedesaan pun sudah terlaksana dengan baik," papar Ali dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (16/9/2019).

Ali melanjutkan, peningkatan rasio elektrifikasi di Bumi Flobamora tersebut, salah satunya juga memerlukan dukungan sumber daya manusia (SDM) berkompetensi yang dihasilkan melalui pelaksanaan program vokasi dengan sejumlah SMKN di wilayah Kupang dan Maumere yang terlaksana sejak tahun 2018.

Selain itu, menurut Ali, PLN juga melaksanakan sejumlah program rekrutmen, baik untuk jenjang SMK, S1/D4 selama empat tahun berturut-turut, serta melakukan program kerja sama program D3 dengan Politeknik Negeri Kupang.

Sebagai BUMN, kata Ali, PLN juga menyediakan tempat untuk melaksanakan program kerja lapangan (PKL) dan magang bagi berbagai SMK dan SMU serta menjadi lokasi tempat riset penelitian bagi universitas di lingkungan PLN.

"Adapun sejumlah pengembangan SDM di NTT diakukan melalui program leader create leader pegawai UIW NTT dengan kader asli NTT, yang saat ini telah terealisasi sebanyak 14 dari 18 angkatan yang rencananya berlangsung sampai 31 Desember 2019," katanya.

Selain itu, ada juga pengembangan keahlian sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), program riset kerja sama dengan Universitas Nusa Cendana, program pengembangan kompetensi keahlian kabel laut dengan ITB untuk melistriki Kepulauan di Labuan Bajo dengan sistem kabel laut, serta upaya memaksimalkan pemberdayaan putra daerah NTT di PLN.

Sementara itu, GM PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) Ignatius Rendoyoko mengemukakan sikap optimismenya bahwa kondisi rasio elektrifikasi di NTT yang saat ini telah mencapai 73,72 persen telah meningkat dari tahun lalu yang baru mencapai 62 persen. Itu sebabnya, dia yakin tidak lama lagi rasio elektrifikasi akan bergerak menuju 100 persen.

"Kami melihat wilayah ini merupakan salah satu provinsi yang tertinggi dalam optimalisasi penggunaan EBT, khususnya dalam pemanfaatan energi surya melalui PLTS. Pengerjaan projek PLTS di NTT dilakukan melalui peggunaan bidang lahan tanah yang tidak lagi produktif, sehingga nilai ekonomisnya akan bisa terkonversi melalui aplikasi PLTS," tutur mantan Dubes Argentina untuk Indonesia ini.

Dia juga menyinggung sejumlah pilihan mengenai Provinsi NTT yang kaum milenialnya mengantungi tingkat literasi mencapai 1,8 persen. Oleh karenanya, pihaknya secara kontinyu tetap melanjutkan berbagai program corporate social responsibililty (CSR) yang selama ini sudah berlangsung.

"Harapannya dengan berbagai program kerja sama seperti dalam bentuk penyediaan beasiswa dan sistem vokasi serta link and match, para putra daerah ini akan mampu memiliki pengalaman yang berbeda dalam mengenyam pendidikan, baik di dalam dan juga sampai ke mancanegara," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9788 seconds (0.1#10.140)