Pembangunan Jembatan Pakuhaji Lambat, Warga Protes

Senin, 16 September 2019 - 14:30 WIB
Pembangunan Jembatan Pakuhaji Lambat, Warga Protes
Pembangunan Jembatan Pakuhaji yang menghubungkan RW 16 ke RW 17 Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, berlarut-larut sehingga membuat warga kesal dan datang ke lokasi proyek, Senin (16/9/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto.
A A A
CIMAHI - Warga Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat, memprotes pembangunan Jembatan Pakuhaji yang dianggap berlarut-larut. Pembangunan jembatan yang merupakan akses utama warga sekitar itu seperti tidak dilakukan serius, bahkan sempat terhenti selama tiga minggu dengan alasan tidak jelas.

Persoalan tidak hanya sampai di situ. Jembatan Pakuhaji yang merupakan proyek milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi ini juga tidak menyediakan akses sementara. Pihak pelaksana proyek CV Eka Marga tidak membuatkan akses jalan sementara bagi warga yang hendak melintas, sehingga warga terpaksa memutar arah.

"Pekerjaan jembatan ini lambat, seperti tidak serius. Pernah tidak ada aktivitas sama sekali selama tiga minggu, itu kan sayang waktu. Yang membuat warga kesal tidak ada jalan sementara, sehingga kalau warga mau menyebrang harus memutar ke kampung lain yang jaraknya jauh," kata Ketua RW 17 Kelurahan Cipageran, Asep Rahmat, kepada wartawan, Senin (16/9/2019).

Menurutnya, Jembatan Pakuhaji tersebut merupakan akses utama warga dari RW 16 menuju RW 17 Kelurahan Cipageran, begitu pun sebaliknya. Jembatan ini termasuk akses utama perekonomian warga Kampung Pakuhaji, RW 17. Selama akses terputus, akibat pembangunan jembatan warga harus mencari jalan lain untuk menyeberang.

Sebagai bentuk protes, dirinya dan warga lain kembali mendatangi proyek pembangunan jembatan senilai Rp790.139.000 itu, Senin (16/9/2019) pagi. Berdasarkan kontrak proyek jembatan itu harus selesai pada 13 November 2019. Warga khawatir jika pekerjaan seperti sekarang, bertele-tele, proyek jembatan tersebut tidak akan selesai pada waktunya. "Kalau begitu kan yang jadi korban warga, akses transportasinya jadi terganggu, harus muter dan cost lebih mahal," keluhnya.

Dia mengatakan, secara prinsip warga sangat mendukung rehabilitasi jembatan ini. Hanya saja pihaknya meminta semua pihak yang terlibat jangan memperlambat pengerjaannya. Selain itu, warga meminta kontraktor segera membangun jembatan sementara. Hal itu sudah menjadi kesepakatan dan kontraktor sudah bikin pernyataan pekan kemarin, mau membangun, tapi sampai sekarang belum ada.

Salah seorang pelaku usaha di Kelurahan Cipageran, Denden (39), mengaku sangat terganggu dengan terputusnya akses utama tersebut. Sebab, ada sejumlah kliennya yang membatalkan pemesanan dikarenakan aksesnya terputus. Dirinya meminta kepada pelaksana proyek segera menyelesaikan pekerjaan sebelum masuk musim penghujan.

"Ya jelas dirugikan karena usaha jadi terganggu, kalau mau antar barang harus muter jauh. Ke Citeureup aja harus 1 jam, jadi bensin juga nambah, otomatis keuntungan jadi berkurang," kata dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8574 seconds (0.1#10.140)